TIMES JATIM, SIDOARJO – Dalam beberapa minggu terakhir, wilayah Kabupaten Sidoarjo kerap dilanda hujan. Hujan biasanya turun sejak sore hingga malam hari. Seperti yang terjadi pada kemarin, hujan deras mengguyur hampir seluruh kota delta. 

Curah hujan tinggi tersebut membuat di sejumlah desa dari enam kecamatan di Sidoarjo tergenang air. Wilayah tersebut memang kerap menjadi langganan banjir tahunan. 

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo mencatat enam kecamatan terdampak banjir. Yakni Waru, Sidoarjo, Candi, Tanggulangin, Krian, dan Porong.

Di Kecamatan Waru, genangan setinggi 28 sentimeter terjadi di kawasan Brebek industri. Di Desa Cemandi, air tersisa 10 sentimeter.

Di Kecamatan Sidoarjo, genangan muncul di depan Lippo Mall dan Jalan Raya Jati. Air sempat menutup sebagian jalan dan menyebabkan kemacetan Panjang dan banyak kendaraan mogok. 

Kecamatan Candi menjadi wilayah paling banyak tergenang. Air setinggi 10 sentimeter terlihat di Desa Balonggabus, Klurak, Ngampelsari, Sumorame, Sidodadi, Jambangan, dan Spande.

Di Kecamatan Tanggulangin, air menggenang di Desa Boro. Di RT 11 RW 3 sudah surut, Sedangkan di Kecamatan Porong, genangan setinggi 10 sentimeter terjadi di Desa Candipari.

Bupati Sidoarjo, Subandi, turun langsung memantau lokasi banjir. Ia bersama Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (PUBMSDA) Sidoarjo, Dwi Eko Saptono meninjau saluran air dan rumah pompa di sekitar Jalan Jati.

“Pompa sempat bermasalah dan tidak bisa menyedot air. Setelah diperbaiki, air mulai mengalir ke sungai dan banjir surut,” ujar Subandi.

Pemkab Sidoarjo memastikan semua rumah pompa dan saluran air berfungsi maksimal. “Kami pastikan saluran bekerja baik supaya genangan cepat surut dan tidak berulang,” tambahnya 

Secara terpisah, Operator rumah pompa Jalan Raya Jati, Shochib mengatakan ada penambahan pompa portable di Kawasan depan Lippo Plaza untuk menyedot air yang menutup permukaan jalan. 

“Alhamdulillah, tadi malam berhasil surut sekitar jam 20.00,” ucapnya.

Sochib menjelaskan usai diguyur hujan deras kemarin, genangan air sempat meninggi karena pompa utama mati. Pompa tidak bisa beroperasi karena aliran listrik sempat bermasalaj saat hujan deras.

“Setelah genangan air semakin tinggi, langsung didatangkan tiga pompa portable untuk membantu penyedotan, tapi penyedotan pompa portable tidak sekuat rumah pompa," jelasnya. 

Shochib menyebut, rumah pompa yang sempat bermasalah sudah dibenahi. Perbaikan dilakukan agar pompa siap beroperasi saat hujan deras turun kembali.

“Sekarang di sini ada dua rumah pompa dan tiga pompa portable. Kami operator siap 24 jam di sini, begitu mendung langsung kami siapkan pompa,” pungkasnya. (*)