TIMES JATIM, JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Pusat Gerakan Pemuda Ansor, H. Addin Jauharuddin, menegaskan bahwa organisasi ini memiliki tiga energi besar yang menjadi landasan untuk menghadapi tantangan di masa depan. 

Dalam pernyataannya, H. Addin Jauharuddin menguraikan bahwa energi tersebut mencakup energi kinetik, energi potensial, dan energi mekanik, yang kesemuanya penting bagi kemajuan masyarakat, bangsa, dan negara.

Gerakan Pemuda Ansor memanfaatkan energi kinetik yang dimiliki oleh organisasi dan kadernya untuk menghasilkan perubahan positif. 

Aktivitas yang dinamis dan penuh semangat dari para anggota Ansor di berbagai sektor menjadi kekuatan signifikan dalam memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. "Kekuatan ini merupakan energi dahsyat yang membawa manfaat besar," ujar H. Addin.

Selain itu, energi potensial juga diidentifikasi sebagai elemen kunci. Dengan manajemen yang efektif dan kolaborasi yang baik antara organisasi dan diaspora kadernya di berbagai posisi strategis, Ansor mampu memaksimalkan potensi yang dimiliki untuk kesejahteraan masyarakat. 

"Kemampuan dalam mengelola potensi ini menjadi modal penting dalam memberikan manfaat luas," tambahnya.

Yang tak kalah penting, H. Addin juga menyoroti peran energi mekanik dalam sistem organisasi Ansor yang terstruktur dan efisien. Dengan kepemimpinan satu komando dan sumber daya manusia yang tangguh, Ansor berperan sebagai navigator perubahan sosial. 

"Kita memiliki sistem organisasi yang kuat dan SDM berkualitas, sehingga mampu menjadi pendorong perubahan," jelasnya.

Dengan tiga energi besar ini, Gerakan Pemuda Ansor berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam menghadapi berbagai tantangan zaman. 

H. Addin menegaskan bahwa Ansor akan selalu berada di garis depan untuk mendukung kemajuan dan pembangunan bangsa. "Kami siap menjadi garda terdepan dalam menjaga dan membangun negeri ini," pungkasnya.

Gerakan Pemuda Ansor yang merupakan salah satu organisasi kepemudaan terbesar di Indonesia, terus memperkuat perannya dalam berbagai bidang, termasuk sosial, ekonomi, dan politik, dengan tetap berpegang pada prinsip kebangsaan dan keagamaan yang kuat. (*)