TIMES JATIM, JOMBANG – Sebuah terobosan pendidikan berbasis potensi lokal akan segera hadir di Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Dalam workshop yang berlangsung selama tiga hari di DeDurian Park, Wonosalam, digagas pendirian ‘Akademi Buah Nusantara’ sebuah lembaga pendidikan vokasi setingkat D2 dan D3 yang secara khusus mencetak tenaga terampil di bidang perbuahan tropis.

Prof. Reza Tirta Winata, pakar buah tropis seperti durian dan manggis, sekaligus inisiator utama pendirian akademi ini menegaskan pentingnya kehadiran institusi ini. 

"Hasil riset saya keliling nusantara maupun dari pengalaman membimbing mahasiswa S1, S2 hingga S3, sangat minim yang paham buah secara spesifik. Padahal buah adalah tanaman masa depan," ujarnya dalam keterangan yang diterima TIMES Indonesia, Jumat (9/5/2025).

Indonesia sebagai negara tropis kaya akan ragam buah-buahan unggulan. Namun, Prof. Reza menilai ketersediaan tenaga terdidik yang benar-benar ahli di bidang ini masih sangat terbatas. 

“Saya mengelola ribuan hektare kebun buah milik negara dan swasta, dari Bogor hingga NTB. Tapi mencari tenaga muda yang benar-benar ahli buah, sangat sulit,” tambahnya. 

Prof. Reza sendiri meraih gelar doktor dengan riset mendalam soal manggis di IPB.

Menurutnya, kondisi ini tidak bisa dibiarkan. Jika tidak segera diantisipasi, sektor perbuahan Indonesia bisa tertinggal dari negara lain seperti China dan Thailand yang telah mengandalkan ilmu dan teknologi dalam budidaya buah.

"Anak muda selama ini mungkin tak tertarik karena berkebun dianggap tak menjanjikan. Tapi jika ada Akademi Buah, mereka akan dididik jadi profesional, dan akan dihargai tinggi oleh industri perkebunan," tegas Ketua Yayasan Durian Nusantara itu.

Kampus Akademi Buah Nusantara direncanakan berdiri di Wonosalam, yang memiliki alam ideal sebagai laboratorium hidup. Tiga buah tropis unggulan dunia yakni durian, manggis, dan alpukat tumbuh subur di kawasan ini. Akademi ini masuk kategori Akademi Komunitas (AK), dengan spesialisasi yang sangat fokus: hanya buah, bukan komoditas pertanian lain.

Sementara itu, Yusron Aminulloh, CEO DeDurian Park sekaligus salah satu narasumber dalam workshop tersebut, menambahkan bahwa persiapan pendirian akademi ini segera dilakukan. 

“Sesuai juklak Kementerian Dikti, akademi ini bisa didirikan oleh Pemkab maupun pihak swasta. Tahun ini kami fokus menyiapkan sinergi berbagai pihak untuk membangun sarana dan prasarana,” jelas Yusron.

Pembangunan kampus membutuhkan lahan minimal 5.000 meter persegi hingga dua hektare, lengkap dengan asrama dan ruang kuliah. Prosesnya ditargetkan rampung dalam satu hingga dua tahun ke depan.

Menariknya, Akademi Buah Nusantara menargetkan mahasiswa dari seluruh Indonesia.

“Banyak kepala daerah yang sudah menyatakan minat untuk mengirim putra-putri daerahnya belajar di sini. Lulusannya nanti akan kembali ke daerah masing-masing untuk memperkuat sektor perbuahan lokal,” kata Yusron. (*)