TIMES JATIM, PONOROGO – Wakil Ketua MPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono atau akrab disapa Ibas, menegaskan pentingnya menjadikan pencak silat sebagai warisan budaya yang tidak hanya dilestarikan, tetapi juga menjadi sumber kebanggaan nasional. Menurutnya, olahraga bela diri khas Indonesia ini memiliki makna lebih dari sekadar ajang kompetisi — ia adalah sarana memperkuat karakter, membangun persatuan, dan menanamkan semangat sportivitas.

Hal itu disampaikan Ibas saat membuka Kejuaraan Pencak Silat Setia Hati Terate MPR RI – EBY 2025 di Gor Singodimejo, Ponorogo, Selasa (14/10/2025). Ratusan pendekar dari berbagai kabupaten di Daerah Pemilihan Jawa Timur VII turut berpartisipasi dalam ajang bergengsi tersebut.

Dalam sambutannya, Ibas yang juga Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI menyebut bahwa pencak silat merupakan simbol jati diri bangsa. Ia mengajak masyarakat untuk terus membina dan mempromosikan olahraga ini hingga mendunia.

“Pencak silat bukan hanya olahraga, tapi juga warisan budaya yang menyatukan kita semua — dari kota hingga pelosok desa. Kita harus berbangga dan berterima kasih karena memiliki warisan luar biasa ini. Mari kita lestarikan dan kenalkan ke seluruh dunia,” ujarnya.

Lebih jauh, Ibas menekankan bahwa pencak silat berperan penting dalam membentuk karakter generasi muda. Melalui latihan dan kompetisi, para pesilat diajarkan untuk disiplin, berani, dan menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan.

“Pencak silat mengajarkan semangat juang, keuletan, serta kebersamaan. Inilah wadah untuk membangun karakter pemuda Indonesia agar kuat, berdaya saing, dan cinta tanah air,” katanya.

Politikus muda Partai Demokrat itu juga mengingatkan seluruh peserta agar mengutamakan nilai-nilai luhur olahraga, yaitu sportivitas dan solidaritas. Menurutnya, kemenangan sejati dalam sebuah pertandingan tidak hanya diukur dari medali, tetapi dari kejujuran dan rasa persaudaraan yang tumbuh di antara sesama pendekar.

“Mari kita junjung tinggi sportivitas dan perkuat rasa persaudaraan. Semangat gotong royong dalam pencak silat inilah yang menjadi cermin karakter bangsa Indonesia,” tutur Ibas.

Dalam kesempatan tersebut, Ibas memberikan penghargaan dan motivasi kepada para atlet muda yang telah menorehkan prestasi di tingkat nasional maupun internasional. Salah satunya adalah Bung Aji Bangkit, yang disebutnya sebagai contoh anak muda yang mampu membawa nama Indonesia ke panggung dunia.

Ajang kejuaraan ini mempertandingkan sejumlah kategori, seperti Tunggal Putra-Putri, Ganda Putra-Putri, dan Beregu. Kontingen Kabupaten Ngawi berhasil meraih Juara Umum 1, disusul Kabupaten Ponorogo di posisi kedua, dan Kabupaten Pacitan di peringkat ketiga.

Perwakilan kontingen Pacitan menyampaikan apresiasinya atas dukungan Ibas terhadap pengembangan pencak silat di Jawa Timur.

“Kami berterima kasih kepada Mas Ibas yang terus memberi ruang bagi para pendekar muda untuk berkompetisi secara sportif. Ini bukan hanya soal menang, tapi juga tentang membangun mental juara dan mempererat persaudaraan,” ujarnya.

Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Ketua Dewan Pusat PSHT H. Issoebijantoro, S.H., Ketua Umum PSHT Drs. H. R. Moerdjoko H.W., serta jajaran pengurus pusat dan cabang PSHT dari berbagai daerah.

Menutup acara, Ibas kembali mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan pencak silat sebagai kekuatan pemersatu bangsa.

“Mari kita jadikan pencak silat bukan hanya kebanggaan Indonesia, tapi juga simbol persaudaraan yang mempererat kita semua dalam semangat Merah Putih,” tegasnya. (*)