TIMES JATIM, PACITAN – Wisuda ke-25 STKIP PGRI Pacitan meluluskan 242 mahasiswa dari tujuh program studi, Rabu (18/9/2024).

Dari total lulusan, sebanyak 203 mahasiswa berhasil memperoleh predikat cumlaude, yang mencakup 83 persen dari seluruh lulusan, sementara 39 mahasiswa lainnya lulus dengan predikat sangat memuaskan.

Dalam acara wisuda tersebut, Ketua STKIP PGRI Pacitan, Dr. Mukodi, M.S.I., menyampaikan rasa syukurnya atas pencapaian para lulusan.

Ia mengucapkan selamat kepada para wisudawan dan berpesan untuk terus berproses dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. 

“Saya yakin dan percaya bahwa capaian akademik Saudara-Saudara sekalian merupakan maunah dari Tuhan Semesta Alam. Dengan ketekunan, kerja keras, serta dukungan dari orang tua dan keluarga, semua lika-liku telah dapat dilalui,” ungkapnya. 

Selain menyampaikan penghargaan kepada seluruh lulusan, Mukodi juga menyebutkan beberapa mahasiswa berprestasi yang mencetak rekor akademik luar biasa.

Di antaranya, Irfan Ardiansyah, S.Pd., dari Program Studi Pendidikan Sejarah, berhasil meraih IPK 3,97, sementara Kingkin Pindialesta, S.Pd., dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, memperoleh IPK 3,93. 

Tak hanya unggul di bidang akademik, mahasiswa STKIP PGRI Pacitan juga mencetak prestasi gemilang di bidang non-akademik.

Salah satunya adalah Tim Bola Voli Putra yang berhasil meraih Juara 1 di Turnamen PPIM Volleyball Cup 2024 di Madiun, serta menempati peringkat ke-4 di GAMA Cup 2024 yang diselenggarakan oleh Universitas Gajah Mada.

Implementasi MBKM di STKIP PGRI Pacitan

Mukodi menegaskan komitmen STKIP PGRI Pacitan dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. 

Pada tahun ajaran 2023/2024, STKIP PGRI Pacitan telah mengirimkan sembilan mahasiswa untuk mengikuti program pertukaran mahasiswa di 13 universitas di luar Pulau Jawa.

Selain itu, 95 mahasiswa juga terlibat dalam program Kampus Mengajar 7, yang tersebar di berbagai sekolah di Pacitan.

“Selain itu, sebanyak 95 mahasiswa kami turut serta dalam program Kampus Mengajar 7 yang tersebar di berbagai sekolah di Pacitan. Kami terus berkomitmen meningkatkan kolaborasi dan kesempatan belajar mahasiswa di luar kampus melalui program MBKM," tambah Mukodi. 

Pesan untuk Lulusan di Era Digital

Mukodi juga memberikan pesan penting kepada para lulusan agar terus meningkatkan kualifikasi diri dan bersiap menghadapi era global yang penuh dengan tantangan teknologi dan perubahan cepat.

Ia menekankan pentingnya adaptasi di tengah era post-truth, otomatisasi, dan perubahan teknologi. 

“Tingkatkan kualifikasi dan kualitas personal, menuju tangga kemandirian, kesuksesan, dan kebermaknaan hidup. Jadilah manusia yang memedomani falsafah padi, semakin berisi, semakin merunduk,” pesannya.

STKIP PGRI Menuju Universitas

Dalam sambutannya, Mukodi juga mengungkapkan upaya transformasi STKIP PGRI Pacitan untuk menjadi Universitas PGRI Pacitan. Saat ini, seluruh program studi di STKIP PGRI Pacitan telah terakreditasi dengan predikat 'Sangat Baik'. 

Oleh karena itu, Mukodi berharap dengan dukungan dari berbagai pihak, transformasi menjadi universitas dapat segera terwujud. "Mohon doanya, kampus ini sedang berupaya sekuat tenaga untuk bertransformasi menjadi Universitas PGRI Pacitan. Semoga segera terwujud," tuturnya.

Acara wisuda ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Ketua dan Sekretaris PGRI Provinsi Jawa Timur, Kepala Dinas Pendidikan Pacitan, Pimpinan DPRD Pacitan, serta pimpinan perguruan tinggi mitra. 

Mukodi menutup acara dengan menyerahkan para wisudawan kepada orang tua mereka, dengan penuh kebanggaan dan harapan. “Yakinlah, putra dan putri Bapak Ibu akan segera mendapatkan peluang terbaik dalam karier mereka di masa depan,” pungkasnya.

Dengan demikian, STKIP PGRI Pacitan semakin mengukuhkan posisi sebagai salah satu institusi pendidikan terbaik di Pacitan dan diharapkan mampu bersaing di kancah global dengan kompetensi yang dimiliki, baik di bidang akademik maupun non-akademik. (*)