TIMES JATIM, MALANG – Menjadi psikolog di usia muda tidak semua orang bisa meraihnya. Apalagi sukses menjalani pendampingan kepada puluhan orang tahanan. Itulah sepenggal kisah Annisa Hanif, seorang psikolog muda asal Malang yang sukses memberikan pendampingan kepada tahanan.
Jenap adalah sapaan akrabnya. Dia lahir di Sidoarjo, 23 Maret 2003. Kini tinggal di Singosari, Malang dan fokus menyelesaikan studi S1 jurusan psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Sebelumnya, Jenap menuntaskan studinya di SMPN 2 Singosari, dan lanjut di SMK Widyagama. Semasa SMP, dia aktif mengikuti kegiatan paskibra. Menjadi anggota paskibra hingga duduk di jenjang SMK.
Tak hanya itu, Jenap juga bergelut di bidang model agency. Ia juga berpengalaman di bidang psikologi mental, fisik dan kesehatan. Untuk mematangkan keilmuannya, ia kemudian mendalami psikologi di UMM.
Awal Mula Karir
Perempuan yang memiliki hobi traveling dan olahraga ini menjalani praktik kerja lapangan di Klinik Polda Jatim, Jl. Ahmad Yani, Surabaya. Jenap ditunjuk pihak kampus untuk memberi pendampingan psikologi bagi 20 orang tahanan di Polda.
Tidak semua orang bisa dipercaya untuk duduk di posisi ini, lho. Jenap membuktikan dengan semangat belajar dan pengalamannya itu kepada para tahanan. Dimulai sejak Agustus 2022 hingga akhir Januari 2023 mendatang.
"Bagi saya, ini (mendampingi tahanan) adalah salah satu pencapaian besar dalam hidup saya," kata Jenap kepada TIMES Indonesia, Sabtu (24/12/2022).
Ia mengaku bangga bisa melayani para tahanan di Klinik Polda Jatim. Dengan pengalaman dan ilmu khususnya itu, ia mencoba membantu para tahanan agar lebih baik. Tentu Jenap punya pendekatan tersendiri.
Puluhan orang tahanan itu berkonsultasi kepada Jenap, dan petugas lainnya. Sebagai psikolog muda, Jenap membantu cara berpikir atau mengubah pola pikir mereka lebih baik dan tidak melakukan hal yang negatif dalam dirinya.
Suka Duka Dampingi Tahanan
Ada suka duka selama mendampingi para tahanan dari berbagai latar belakang kasus. Ada yang menerima saran dengan baik, ada pula yang perlu waktu lama untuk menerimanya. Bahkan ada juga yang menolak mentah-mentah.
Bagi kita, hal itu mungkin menjengkelkan dan menyakitkan. Tapi bagi Jenap, itu hal biasa. Dan kebanyakan, kata Jenap, setelah konsultasi mereka merasa lebih baik terutama dari sisi kesehatan mental dan fisiknya.
"Kebanyakan para tahanan yang konsultasi menceritakan keluh kesah terhadap keluarga dan juga penyesalan atas perbuatannya. Dan tugas saya di sana memberi saran agar pikirannya terbuka. Sebagian bisa menerima saran atau arahan dari kita," jelasnya.
Hal yang bikin Jenap bahagia adalah ketika saran yang diberikan dapat membawa dampak positif bagi pelaku tahanan. Terutama soal perubahan pola pikir yang lebih baik. "Mereka bisa mengakui kesalahannya," imbuh Jenap, selebgram yang aktif kampanye edukasi kesehatan mental di media sosialnya.
Itulah kisah Annisa Hanif alias Jenap selama mendampingi para tahanan sebagai psikolog di Klinik Polda Jatim. Jenap kini juga fokus menggapai cita-cita kecilnya, yakni membangun usaha thrifting yang lagi trend di Kota Malang. "Saya yakin usaha ini bisa sukses dan lancar. Mohon doanya," pungkas Jenap. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Kisah Annisa Hanif, Psikolog Muda yang Sukses Terapi Puluhan Tahanan
Pewarta | : Mohammad Naufal Ardiansyah |
Editor | : Ronny Wicaksono |