TIMES JATIM, BONDOWOSO – Bulan Ramadan 2025 tidak hanya ibadah spiritual semata. Tetapi juga banyak mengajarkan hal, terutama tentang kesadaran diri untuk peka terhadap kehidupan sosial. 

Berikut hasil wawancara TIMES Indonesia tentang hikmah Ramadan bersama Kepala MI At-Taqwa Bondowoso, Ustaz Muhammad Zakariya. 

Menurutnya, Bulan Ramadan merupakan bulan suci yang istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia. Selain untuk meningkatkan ibadah, Puasa Ramadan juga banyak mengandung hikmah, baik dari sisi kehidupan sosial, spiritual dan kesehatan. 

Pertama hikmah Puasa Ramadan sebagaimana tujuannya, yakni untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. 

Sebagaimana Firman Allah yang berbunyi:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْکُمُ الصِّيَا مُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِکُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ 

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa," (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 183).

“Puasa juga menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa, walaupun di depan kita sudah banyak makanan halal, air, uang yang bisa buat beli-beli. Tetapi ketika kita puasa kita bisa menahannya. Ini bukti rasa takut kepada Allah dan mengikuti perintah Allah SWT,” jelas dia. 

Hikmah kedua kata dia, melatih kesabaran dan pengendalian diri. Puasa tidak hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi mengajarkan bersabar menghadapi berbagai ujian kehidupan.

Yakni menahan dari amarah, kemudian disiplin dan lebih baik lagi. Kesabaran diuji saat menjelang buka puasa, meskipun bedug maghrib tinggal lima menit, kalau belum waktunya tidak berani makan. 

“Melatih kesabaran, kalau belum waktunya meskipun ada banyak makanan kita sabar. Meskipun dipersilahkan kita tidak makan,” ucap dia. 

Ketiga, puasa juga mengajarkan kepekaan sosial, mempererat hubungan sosial atau solidaritas sosial. Sebab dengan berpuasa, seseorang tahu rasanya menahan lapar dan haus seperti yang dialami saudara yang kurang beruntung secara finansial. 

Hal itu mendorong seseorang dalam kehidupan sehari-hari untuk berbagi. Baik melalui zakat, infaq dan sedekah.

Bahkan urusan makanan kata dia, Rasulullah menganjurkan agar berbagi. Misalnya membuat kuah agar dibuat sebanyak-banyaknya sehingga bisa dibagikan ke yang lain. 

“Agar kita saling memberi apalagi bulan Ramadan kalau mau berburu pahala maka digandakan ratusan kali lipat,” terang dia. 

Kemudian hikmah keempat, membersihkan hati dan jiwa agar lebih tenang. Walaupun kemarin awal Ramadan ada yang tidak sama, tetapi masyarakat tetap tenang dan menyenangkan sehingga dengan mudah menyalurkan pada kegiatan yang positif. 

“Seperti sedekah segera disalurkan sebanyak-banyaknya. Tapi di luar Ramadan juga harus diperbanyak sedekahnya. Sampai orang yang suka mencari kesalahan orang lain salurkan sekarang, tapi lewat tadarus Al-Quran,” imbau dia. 

Kemudian kelima, meningkatkan kesehatan tubuh. Sebab dengan berpuasa racun atau toxic dalam tubuh bisa keluar.

Menurutnya, puasa bisa menurunkan berat badan. Bahkan lanjut dia, ada sabda Nabi Rasulullah SAW: "Shumu tashihhu" yang berarti puasalah niscaya kamu akan sehat. 

Kemudian ke-enam, mendapatkan keberkahan dan ampunan dari Allah. Pahala di Bulan Ramadan dilipatgandakan, kemudian dosa-dosa diampuni oleh Allah. 

Selanjutnya berkah Ramadan, perputaran ekonomi semakin cepat, misalnya orang yang buka stand di Alun-alun Bondowoso, perputaran uang di sana meningkat. 

“Orang yang datang ke sana bukan tidak bisa masak bukan tidak mau masak tetapi ingin membantu saudaranya yang berjualan. Siapa tahu dengan membeli bisa meningkatkan perekonomian untuk memenuhi kebutuhan mereka,” terang Ustaz Zakariya. (*)