TIMES JATIM, KEDIRI – Pandemi covid-19 yang terjadi dalam dua tahun terakhir mendorong dunia pendidikan di Indonesia untuk bertransformasi, menyesuaikan diri dengan kondisi.
Pemberlakuan belajar jarak jauh, juga turut mengajak para guru Kota Kediri untuk lebih kreatif dalam membuat materi yang akan diberikan kepada siswa. Baik itu secara teknis ataupun materi.
Di sisi lain, dengan perkembangan jaman saat ini, dimana teknologi informasi sudah semakin pesat, transformasi di dunia pendidikan menjadi salah satu hal penting dalam membangun ekosistem pendidikan yang berkualitas.
Dalam ekosistem pendidikan yang berkualitas sendiri diperlukan daya dukung seperti infrastruktur, teknologi informasi, media pembelajaran hingga sumber daya manusia yang mampu menjadi penggerak dalam pengembangan ekosistem pendidikan.
Mendorong sekolah-sekolah di Kota Kediri, khususnya jenjang sekolah dasar (SD) untuk terus berinovasi, Dinas Pendidikan Kota Kediri pada tahun ini menyiapkan Smart School Award (SSA). Diharapkan dengan adanya SSA, sekolah-sekolah di Kota Kediri makin terpacu untuk meningkatkan kualitas.
Salah satu stand sekolah di kota Kediri (Foto: Yobby/Times Indonesia)
" Mendorong sekolah-sekolah untuk lebih maju lagi," tukas Ketua Panitia Penyelenggara SSA 2022 Afando Okta Bahar.
Pria yang juga Kasi Kurikulum dan Peserta Didik Dinas Pendidikan Kota Kediri itu mengungkapkan, penilaian SSA terdiri dari 8 stander mutu pendidikan termasuk sekolah aman dan sehat dimana didalamnya ada pencegahan perundungan dan UKS, Kurikulum, Kepemimpinan, Kisi-Kisi Pembelajaran lalu transformasi digital, serta penilaian dari showcase sekolah.
Untuk penilaian showcase sekolah dilakukan pada Senin, (21/11/2022). Afando mengungkapkan dari hasil penyaringan semua sekolah yang ada di kota Kediri, ada 30 sekolah yang mengikuti penilaian melalui stand-stand hasil karya setiap sekolah.
"Kita sudah menyaring semua sekolah yang ada di kota Kediri, untuk seleksi karya dan portfolio diambil 30 besar," jelasnya.
Setiap stand dinilai oleh tiga dewan juri yang kompeten di bidangnya masing-masing, termasuk dari Smart School Nasional dan perwakilan Kementrian Pendidikan.
Nantinya poin-poin itu akan dijumlah. Selain penilaian hasil karya di stand, nantinya juga akan ada sesi wawancara serta presentasi khusus para kepala sekolah dari 30 sekolah tadi.
"Pameran juga bagian dari penilaian, ada portfolio yang harus dikumpulkan dari peserta. Dari stand-stand ini tercemin kreativitas pembelajaran. Stand tersebut juga adalah gelar karya teman-teman yang telah melangsungkan kurikulum Merdeka Belajar dan profil Pelajar Pancasila serta kewirausahaan," tambah Afando lagi.
Transformasi pendidikan, terutama transformasi menuju digital memang terasa di beberapa stand sekolah. Menggunakan QR Code untuk memudahkan berbagi materi pembelajaran kepada para siswa sudah semakin mudah ditemukan.
Seperti yang diungkapkan guru SD Islam Terpadu Al Azhar Eni Mufidatul Azizah. Menurutnya dengan membagikan materi belajar menggunakan QR Code lewat mudah.
Salah satu teknologi yang dimanfaatkan sekolah di kota Kediri (Foto: Yobby/Times Indonesia)
"Ada pelajaran Dinas seperti tematik dan matematika, lalu Mulok (muatan lokal) seperti fiqih dan aqidah. Pandemi kemarin juga memanfaatkan ini (QR Code)," tukasnya.
Beda lagi dengan dengan SDN Gayam 1, yang membuat aplikasi offiline bernama Piku GO untuk para pelajar. Aplikasi ini berisi materi, video, Kompentensi Inti & Kompetensi Dasar (KI-KD) serta literasi untuk anak kelas 6. Guru SDN Gayam 1 Nurul Mudawamah mengatakan aplikasi ini dibuat setelah melihat anak-anak kini makin akrab dengan smartphone.
"Tapi kalau untuk belajar di HP susah, jadi kita kemas dalam bentuk aplikasi Piku GO," tuturnya.
Sementara itu, untuk penilaian transformasi digital sendiri sebelumnya juga digelar lomba website pembelajaran jenjang SD.
Pada perlombaan ini pendidik atau guru yang memiliki kemampuan membuat dan mengelola website harus berkolaborasi dengan siswa SD untuk membangun sebuah website.Salah satu tema website yang boleh dipilih adalah profil pelajar pancasila.
Bersamaan dengan penilaian showcase stand, juga turut digelar babak final Cerdas Cermat Literasi & Numerasi (CCLN). Putaran sebelumnya dari CCLN diikuti oleh seluruh siswa SD di Kota Kediri baik negeri maupun swasta. ada sekitar 14.298 peserta lomba yang mengikuti CCLN, mulai dari pelajar kelas 4,5 dan 6.(*)
Pewarta | : Yobby Lonard Antama Putra |
Editor | : Imadudin Muhammad |