TIMES JATIM, SURABAYA – Memasuki semester pertama tahun 2025, Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Surabaya (Kantor Imigrasi Surabaya) menunjukkan komitmen kuatnya dalam menjaga perlintasan antarnegara sekaligus memberikan pelayanan publik yang berkualitas.
Melalui pendekatan humanis dan inovatif, berbagai capaian strategis berhasil ditorehkan dalam kurun waktu Januari hingga pertengahan Mei, mulai dari peningkatan layanan keimigrasian hingga pengawasan perlintasan internasional dan pengamanan jemaah haji.
Tegas dalam Menjaga Kedaulatan: 57 WNA Terkena Sanksi Administratif
Dalam upaya menjaga ketertiban lalu lintas orang lintas batas, Imigrasi Surabaya tetap konsisten menegakkan aturan keimigrasian. Selama empat bulan pertama 2025, Seksi Intelijen dan Penindakan Keimigrasian (Inteldakim) telah menjatuhkan Tindakan Administratif Keimigrasian (TAK) kepada 57 warga negara asing, serta menangani satu kasus yang dilanjutkan hingga proses hukum (pro justitia).
Sebagian besar pelanggar berasal dari Tiongkok (19 orang) dan Malaysia (16 orang), disusul oleh WNA asal Korea Selatan, Prancis, Taiwan, Tajikistan, Thailand, Amerika Serikat, Tunisia, Belgia, dan Rusia.
"Kami tidak hanya melayani, tetapi juga mengawal wilayah negara ini dengan pengawasan yang aktif dan akuntabel," tegas Kepala Kantor Imigrasi Surabaya, Agus Winarto.
Layanan Publik yang Modern dan Inklusif
Mengikuti semangat reformasi birokrasi dan tuntutan masyarakat terhadap kemudahan layanan, Imigrasi Surabaya terus melakukan pembenahan. Hingga pertengahan Mei, sebanyak 36.073 paspor telah diterbitkan, dan 1.303 permohonan izin tinggal berhasil diproses.
Kinerja ini tidak lepas dari sinergi antara kantor pusat, Unit Layanan Paspor (ULP), dan Mall Pelayanan Publik (MPP) yang tersebar di wilayah Sidoarjo dan Mojokerto. Inovasi juga hadir melalui Immigration Lounge di Ciputra World Surabaya—layanan premium dengan kenyamanan ekstra di tengah pusat perbelanjaan modern.
Mengawal Mobilitas Global dengan Sentuhan Manusiawi
Lonjakan mobilitas masyarakat internasional tampak jelas di Bandara Internasional Juanda. Dalam lima bulan terakhir, ratusan ribu orang melintasi pos pemeriksaan imigrasi. Dalam situasi ini, pengawasan tetap dijalankan secara ketat, namun tetap mengedepankan prinsip humanisme.
Selama periode tersebut, 384 WNI ditunda keberangkatannya, sebagian besar karena diduga akan bekerja di luar negeri secara non-prosedural (PMI NP). Sementara itu, 14 WNA ditolak masuk ke Indonesia karena tidak memenuhi syarat keimigrasian.
Untuk mendukung efektivitas pemeriksaan, 28 unit autogate kini telah beroperasi di Bandara Juanda—18 unit di area kedatangan dan 10 unit di keberangkatan. Teknologi ini mempercepat proses masuk dan keluar negeri, tanpa mengabaikan aspek selektifitas.
Layanan Khusus untuk Jemaah Haji: Hormat bagi Tamu Allah
Imigrasi Surabaya juga berperan penting dalam mengawal keberangkatan jemaah haji dari Embarkasi Surabaya. Sebanyak 63 kelompok terbang (kloter) dengan total 23.914 jemaah telah diberangkatkan, termasuk melalui program “Makkah Route”, kerja sama dengan pemerintah Arab Saudi yang memungkinkan proses keimigrasian dilakukan langsung di tanah air.
“Kami berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik, terutama bagi lansia dan penyandang disabilitas. Ini adalah bentuk penghormatan kami terhadap para tamu Allah,” ujar Agus Winarto. (*)
Pewarta | : Rochmat Shobirin |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |