TIMES JATIM, SIDOARJO – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kabupaten Sidoarjo selalu menjadi perhatian banyak kalangan, mengingat daerah ini merupakan salah satu kabupaten dengan potensi ekonomi dan demografi yang cukup besar.
Salah satu partai yang sering menjadi sorotan dalam pilkada Sidoarjo adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Memang Dalam peta politik Pilkada Sidoarjo, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sangat memiliki pengaruh yang cukup besar karena dalam 4 periode berturut – turut sejak tahun 2000 selalu PKB, terutama dengan basis massa yang kuat di kalangan warga Nahdlatul Ulama (NU).
Meskipun PKB memiliki pengaruh politik yang cukup signifikan di Jawa Timur, khususnya di daerah yang mayoritas berbasis Nahdlatul Ulama (NU), tidak bisa dipungkiri bahwa keikutsertaan PKB dalam Pilkada Sidoarjo tidak selalu menjadi faktor penentu kemenangan seperti Pilkada tahun 2024 ini.
Hal itu diungkapkan Ketua HMI Cabang Sidoarjo, Dandi Amar B kepada TIMES Indonesia.
"Meskipun PKB memiliki basis massa yang solid, terutama di kalangan warga Nahdliyin, hal ini tidak selalu menjamin kemenangan di Pilkada Sidoarjo. Buktinya Pilkada tahun 2024 ini sesuai data hitung cepat atau Quick Count Paslon yang didukung PKB tertinggal atau kalah dari Paslon yang didukung Partai lain," kata Dandi, Kamis (28/11/2024).
Dandi melanjutkan jika, pemilih atau warga Sidoarjo tidak hanya mempertimbangkan afiliasi partai, tetapi juga lebih melihat figur calon kepala daerah yang dianggap mampu mengatasi persoalan daerah, seperti masalah infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.
"Menurut saya, banyak pemilih di Sidoarjo yang lebih memilih calon pemimpin yang memiliki track record pemerintahan yang baik, terlepas dari partai politik yang mengusungnya. Dalam hal ini figur Subandi telah menumbangkan PKB yang masih menjadi kekuatan politik yang dominan, hadirnya Subandi sebagai figur potensial dalam Pilkada Sidoarjo telah menjadi ancaman serius bagi dominasi partai ini (PKB red). Subandi bukan hanya memiliki kapasitas kepemimpinan, tetapi juga kemampuan untuk menjalin koneksi dengan berbagai kalangan, termasuk mereka yang selama ini merasa kurang terwakili oleh PKB," ungkapnya.
Menurut Dandi, kesadaran pemilih di Sidoarjo semakin meningkat. Mereka tidak hanya memilih berdasarkan partai, tetapi lebih cenderung menilai integritas dan kapasitas calon pemimpin. Figur calon yang memiliki visi dan misi yang jelas serta bisa menjawab kebutuhan konkret masyarakat akan lebih dipilih, meskipun tidak diusung oleh PKB. Dalam hal ini Figur Subandi memiliki keunggulan dalam hal komunikasi politik. Di era media sosial yang semakin mendominasi, kemampuan untuk menjangkau pemilih melalui platform digital menjadi sangat penting.
"Subandi telah menunjukkan dirinya sebagai figur yang mampu memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk berkomunikasi langsung dengan masyarakat. Melalui kampanye yang efektif dan berbasis data, Subandi bisa menyampaikan visi dan misinya dengan lebih personal dan dekat di hati masyarakat," jelasnya.
"Ketika masyarakat mulai merasakan stagnasi atau kurangnya perubahan signifikan, Subandi bisa muncul sebagai alternatif yang menawarkan visi baru dan lebih segar dalam memimpin Sidoarjo. Tentu saja, bagi banyak pemilih, wajah baru dengan ide-ide inovatif akan lebih menarik dibandingkan dengan calon yang terjebak pada pola lama. Selain itu, dalam pilkada modern, pengaruh media sosial dan kampanye digital semakin kuat. Masyarakat Sidoarjo kini semakin terpapar dengan informasi yang bersifat langsung dan transparan melalui berbagai platform digital," sambung Dandi.
Dengan demikian, tegas Dandi, pesan kampanye yang cerdas dan efektif di media sosial dapat menjadi faktor kunci dalam kemenangan pilkada, meskipun calon tersebut tidak berasal dari PKB, meskipun PKB tetap menjadi salah satu pemain penting dalam politik Sidoarjo, keberhasilan dalam Pilkada Sidoarjo tidak sepenuhnya ditentukan oleh partai tersebut.
"Pemilih Sidoarjo kini lebih cerdas dan mempertimbangkan berbagai faktor dalam memilih calon pemimpin. Oleh karena itu, meski PKB bisa memberikan kontribusi besar, faktor figur dan kinerja calon tetap menjadi penentu utama dalam merebut hati pemilih di Sidoarjo," pungkasnya. (*)
Pewarta | : Rudi Mulya |
Editor | : Deasy Mayasari |