TIMES JATIM, JOMBANG – Di tengah era digital yang serba cepat, masih ada sosok remaja yang memilih jalan berbeda. Adalah Molas Belle Tertia Nihar, siswi kelas 2 SMK BIM Jombang, yang memadukan kecintaan pada ilmu pengetahuan dengan dedikasi mendalam terhadap Al-Qur’an.

Di bawah binaan Pondok Pesantren Tarbiyatul Qur’an, tepatnya di Griya Tarbiya Qur’an Rejoagung Ploso, Molas menjalani kehidupan santri modern.

Tak hanya belajar akademik di sekolah, ia juga aktif menghafal dan mendalami Al-Qur’an dengan bimbingan langsung dari Ustazah Iflacha, seorang hafidzah bersanad yang dikenal tegas namun penuh kasih.

“Saya ingin menjadi perempuan yang cerdas dalam ilmu dunia, tapi juga kuat hafalannya dan beradab. Karena saya yakin, orang yang dekat dengan Al-Qur’an akan dimuliakan Allah,” ungkap Molas dengan penuh keyakinan saat ditemui, Jumat (11/7/2025).

Rutinitas Menghafal, Bukan Sekadar Aktivitas Tambahan

Bagi Molas, menghafal Al-Qur’an bukan hanya kegiatan selingan. Setiap malam selepas belajar, ia mengikuti program tahfidz yang fokus pada penguatan hafalan dan muraja’ah. Menurutnya, Ustazah Iflacha tak sekadar memperbaiki bacaan, tetapi juga membentuk karakter para santri.

“Setiap huruf diperhatikan, bacaan kami disempurnakan. Ustazah selalu mengajarkan bahwa ilmu tanpa adab tidak ada nilainya,” tutur Molas.

Di saat kebanyakan remaja seusianya larut dalam media sosial, Molas justru merasa paling damai saat duduk bersila di majelis kecilnya, mengulang ayat-ayat suci. Ia menyebut hafalan Al-Qur’an sebagai anugerah, bukan beban.

Cita-Cita Jadi Dokter Berhati Qur’ani

Menariknya, di balik sosoknya yang santun dan religius, Molas punya impian besar: menjadi dokter profesional. Meski fokus belajar di jurusan Analis Kimia, ia tetap memelihara cita-cita itu, dengan satu prinsip: tak pernah meninggalkan nilai-nilai Qur’ani.

“Ilmu dunia membawa kita sukses, tapi Al-Qur’an yang akan menyelamatkan di akhirat,” kata Molas mantap.

Dukungan Keluarga dan Lingkungan Positif

Ibunda Molas, Juanita Matkhurotin, selalu menjadi penyemangat utama di balik perjalanan hafalan putrinya. Ia rutin mendampingi Molas ke berbagai kegiatan belajar, sambil terus mengingatkan pentingnya menjaga hubungan dengan Allah.

Didukung lingkungan pesantren yang tenang, bimbingan guru yang sabar, serta keluarga yang selalu mendoakan, Molas tumbuh menjadi sosok remaja muslimah yang seimbang antara prestasi akademik dan akhlak mulia.

Menargetkan 10 Juz Sebelum Lulus SMK

Saat ini, Molas tengah menyelesaikan hafalan 5 juz pertamanya. Targetnya, sebelum lulus SMK ia ingin menggenapi hafalan hingga 10 juz, lalu melanjutkan hingga khatam 30 juz. Meski sibuk dengan sekolah dan kegiatan vokal, semangatnya dalam menghafal tetap terjaga.

Bagi Molas, menjadi muslimah modern bukan berarti meninggalkan identitas spiritual. Ia membuktikan bahwa remaja zaman sekarang tetap bisa dekat dengan Al-Qur’an tanpa harus mengorbankan cita-cita duniawi.

Kisah Molas mengingatkan bahwa generasi muda masih punya ruang untuk meniti jalan kemuliaan, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Hujurat ayat 13:

“Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah yang paling bertakwa.”

Dan Molas terus berjalan di jalan itu: menghafal, belajar, dan bermimpi besar dengan Al-Qur’an sebagai cermin hidupnya.(*)