TIMES JATIM, LAMONGAN – Balai Pelestari Cagar Budaya Jawa Timur (BPCB Jatim) akan memulai eksplorasi keberadaan kapal Van Der Wijck yang tenggelam di perairan Brondong Lamongan sekitar tahun 1936 silam.
Arkeolog BPCB Jatim, Wicaksono Dwi Nugroho mengatakan, eksplorasi dimulai dengan mencari titik keberadaan kapal yang namanya diambil dari nama seorang Gubernur Hindia Belanda, yaitu Carel Herman Aart van der Wijck.
"Dengan restu dari Bapak Bupati, ekspedisi untuk mencari titik lokasi tenggelamnya kapal Van Der Wijck ini kita laksanakan," kata Wicak, usai bertemu dengan Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi untuk melaporkan dimulainya eksplorasi Kapal Van Der Wijck di Ruang Kerja Bupati Lamongan, Rabu (28/4/2021).
Sementara itu, Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi mengatakan, pihaknya bukan hanya sekedar memberikan restu, namun juga siap mendukung penuh proses eksplorasi Kapal Van Der Wijck.
"Tentu tidak hanya memberikan restu, tapi kita juga akan mendorong penuh, mem-backup penuh, supaya eksplorasi Kapal Van Der Wijck ini bisa menjadi sukses dan bisa menjadi sumber informasi masyarakat dan generasi kita ke depan," tutur bupati yang akrab disama Pak Yes itu.
Pak Yes sangat berharap titik lokasi kapal Van Der Wijck dapat ditemukan agar ke depan dapat dikembangkan menjadi lokasi wisata baru di Lamongan.
"Kalau sudah berhasil dieksplorasi, nanti akan kita jadikan sebuah wisata bawah air yang ke depan insya allah akan memperbanyak khasanah pariwisata di Kabupaten Lamongan," tuturnya.
Untuk diketahui, tenggelamnya kapal Van Der Wijck adalah peristiwa nyata yang kemudian ditulis menjadi sebuah novel oleh Buya Hamka, dengan judul Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck serta diangkat menjadi sebuah film pada tahun 2013 dengan judul yang sama.
Peristiwa tenggelamnya kapal Van Der Wijck dibuktikan dengan dibangunnya sebuah monumen di halaman Kantor Pelabuhan Brondong, Lamongan. Monumen tersebut dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda, sebagai untuk mengenang peristiwa tersebut, sekaligus sebagai bentuk penghormatan atas jasa nelayan setempat yang telah membantu menyelamatkan penumpang dan awak kapal. (*)
Pewarta | : MFA Rohmatillah |
Editor | : Faizal R Arief |