TIMES JATIM, JEMBER – Desa Dukuh Dempok yang terletak di Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember, merupakan desa yang mempunyai potensi pertanian yang besar. Selain masyarakatnya yang sebagian besar berprofesi sebagai petani juga adanya dukungan sistem pengairan yang berlimpah sepanjang tahun.

Hal ini tidak memungkiri banyak komoditas tanaman yang ditanam seperti tanaman pangan padi dan jagung. Selain itu, tanaman hortikultura seperti tanaman kubis, cabai, tomat dan lain lain.

Potensi sumber daya alam, para petani Desa Dukuh Dempok juga memiliki semangat untuk maju dan berkembang. Hal ini dibuktikan dengan aktifnya para petani dalam menerapkan teknologi pertanian yang terbaru.

Dukungan sepenuhnya dari kepala desa Dukuh Dempok, Miftahul Munir melalui gabungan kelompok tani (Gapoktan) Suka Maju dan PPL serta POPT untuk terus mengawal dan memajukan sektor pertanian pun tak terlepaskan.

Potensi inilah yang menjadi salah satu alasan tim dari Universitas Jember yang dinahkodai oleh Dr. Hari Purnomo untuk mengoptimalkan potensi yang ada melalui kegiatan perintisan Pusat Produksi Agen Hayati (PPAH) di Desa Dukuh Dempok.

PPAH berupa alih teknologi dari tim UNEJ kepada petani petani melalui Gapoktan Suka Maju di Desa Dukuh Dempok.

"Ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemandirian petani dalam memproduksi sarana produksi pertanian berupa agen hayati yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan sebagai sebuah solusi dari permasalahan pertanian yang sering muncul akibat penggunaan input sintetis," tutur pria yang akrab disapa Hari dalam press release, pada Senin (29/11/2021). 

Hari mengungkapkan unit PPAH ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dari pemenuhan sarana produksi pertanian di tengah pupuk dan pestisida sintetis yang semakin mahal dan dibatasi.

"Dalam prosesnya unit PPAH ini telah memproduksi secara mandiri beberapa agen hayati seperti Parasitoid telur Trichogramma sp., Nematoda Entomopatogen, dan jamur entomopatogen seperti Beauveria bassiana dan Metarizium, yang mana produk produk tersebut kemudian dinamakan dengan nama BIO-SUKMA," ungkapnya.

Lebih jauh, Hari menuturkan dengan adanya PPAH ini diharapkan dapat mengurangi penggunaan pestisida kimia dalam penanganan hama tanaman, serta dapat meningkatkan produktivitas masyarakat sekitar.

Pelatihan perbanyakan agen hayati di PPAH Dukuh Dempok dan tentunya menjadi penyedia agen pengendali hayati untuk Desa Dukuh Dempok dan sekitarnya. 

"Saat ini telah terjadi perubahan besar kecenderungan petani untuk beralih dari sistem pertanian konvensional ke pertanian yang ramah lingkungan dan selaras alam," katanya.

Sistem pertanian konvensional, lanjutnya, tidak terlepas dari resiko dampak negatif yang ditimbulkannya.

Menurut Hari, apabila kegiatan pertanian konvensional tidak dikurangi, maka lingkungan hidup akan semakin merosot kualitasnya. Disamping itu, biaya produksi sarana pertanian konvensional pun akan semakin mahal sehingga merugikan petani karena daya saing produk yang semakin menurun. 

Terpisah, para petani desa Dukuh Dempok menyambut dengan antusias kegiatan yang berlangsung.

"Adanya PPAH ini semoga dapat mengurangi biaya produksi pertanian yang saat ini semakin mahal," ujar Sutrisno.

Sementara itu, Ketua Gapoktan Suka Maju Dukuh Dempok, Khoirul Anam menuturkan bahwa pihaknya sangat terbantu dengan adanya PPAH.

"Kami sebagai gapoktan suka maju Dukuh Dempok sangat terbantu dan menjadi tonggak semangat kami untuk memajukan pertanian di Desa Dukuh Dempok. Semoga dengan adanya PPAH ini para petani dapat kembali berjaya," imbuhnya. (*)