TIMES JATIM, SURABAYA – PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) kembali menunjukkan performa impresifnya di hadapan para pemegang saham.
Hal tersebut tertuang dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) atas Laporan Keuangan Audited Tahun Buku 2024 yang diselenggarakan di Menara Danareksa, Jakarta, Rabu (25/6/2025) sore.
Dalam rapat yang dipimpin Direktur Investasi 1 PT Danareksa (Persero), Chris Soemijantoro, tercatat bahwa kinerja keuangan SIER terus mengalami pertumbuhan signifikan sejak tahun buku 2022.
Pada tahun 2022, perseroan membagikan dividen sebesar Rp48,5 miliar, meningkat menjadi Rp66,3 miliar pada tahun 2023, dan kembali naik menjadi Rp71,6 miliar pada tahun buku 2024.
Capaian ini menjadi indikator kuat atas efektivitas strategi bisnis, tata kelola, dan optimalisasi aset perusahaan, meskipun di tengah tantangan ekonomi nasional dan global yang dinamis.
Sebagai perusahaan yang bergerak di sektor pengelolaan kawasan industri milik pemerintah, SIER dimiliki secara bersama oleh PT Danareksa (Persero) sebesar 50 persen, Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebesar 25 persen, dan Pemerintah Kota Surabaya sebesar 25 persen. Oleh karena itu, kinerja positif perusahaan turut menjadi perhatian dan kebanggaan para pemegang saham.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur, Joko Irianto, menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap pencapaian keuangan SIER tahun 2024.
Menurutnya, capaian laba bersih yang signifikan serta pembagian dividen yang mencapai angka Rp71,6 miliar menjadi bukti konsistensi dan profesionalisme direksi dalam mengelola perusahaan.
"Kami dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyampaikan apresiasi atas kinerja keuangan SIER tahun 2024 yang menunjukkan peningkatan signifikan. Pembagian dividen tahun 2023 lalu sebelumnya sebesar Rp15,5 miliar pada tahun 2024 meningkat menjadi Rp17,9 miliar. Terima kasih kepada jajaran direksi dan seluruh manajemen. Semoga di tahun depan kinerja PT SIER bisa lebih baik lagi," ujar Joko Irianto.
Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Jatim, MHD Aftabuddin Rijaluzzaman, menambahkan bahwa tren positif SIER mencerminkan sinergi yang kuat antara pengelolaan korporasi dan dukungan dari pemerintah daerah.
“Kinerja ini menunjukkan bahwa kolaborasi strategis antara pemerintah dan korporasi bisa menciptakan nilai ekonomi yang nyata dan berkelanjutan,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Surabaya, Agus Imam Sonhaji, yang mewakili Pemerintah Kota Surabaya sebagai salah satu pemegang saham.
Agus mengapresiasi prinsip kerja direksi yang menurutnya sangat luar biasa, serta pengambilan kebijakan keuangan yang strategis.
"Kami dari Pemerintah Kota Surabaya sebagai pemegang saham sangat mengapresiasi kinerja direksi PT SIER. Prinsip kerja direksi sangat luar biasa, dan kami mencermati secara serius seluruh BUMD, termasuk SIER, yang kami nilai sangat baik dalam pengelolaannya," ungkapnya.
Ia juga menyoroti keputusan perusahaan untuk tidak mengambil dividen dalam jumlah besar, agar dana yang ada dapat dialokasikan kembali ke proyek-proyek strategis, seperti pengembangan kawasan industri di Ngawi.
"Kami mendukung kebijakan untuk tidak mengambil dividen dalam jumlah besar. Hal ini memungkinkan direksi untuk fokus melanjutkan proyek pengembangan kawasan industri di Ngawi, yang sangat strategis bagi ketahanan logistik dan pangan, terutama untuk wilayah Surabaya dan sekitarnya," tambah Agus.
Sementara itu, dalam rangka memperkuat tata kelola perusahaan dan mendorong peningkatan kinerja berkelanjutan, Danareksa memberikan sejumlah arahan strategis kepada SIER.
Di antaranya diminta untuk segera mempercepat implementasi standardisasi teknologi informasi, termasuk penerapan single backbone system.
Lalu diminta melaksanakan konsolidasi fungsi back-office melalui pengembangan Shared Service Center, dengan koordinasi intensif bersama Danareksa. Pelaksanaan program ini harus dijalankan sesuai dengan roadmap yang telah ditetapkan.
Kemudian diminta untuk mempercepat pelaksanaan transformasi pengelolaan sumber daya manusia sesuai dengan Roadmap Human Capital.
Fokus utama meliputi peningkatan keberagaman talenta, produktivitas pegawai, serta penguatan program talent mobility.
Pengembangan kompetensi dan internalisasi budaya kerja juga harus didorong, antara lain melalui Danareksa Learning Institute.
Selain itu, direksi juga diwajibkan memastikan bahwa seluruh aspek Environmental, Social, and Governance (ESG) telah terpenuhi sesuai dengan karakteristik industri yang dijalankan. Hal ini mencakup seluruh kegiatan bisnis dan operasional perusahaan secara menyeluruh. (*)
Pewarta | : Lely Yuana |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |