TIMES JATIM, BANGKALAN – Upaya pemberdayaan masyarakat kembali diwujudkan oleh Program Studi Agribisnis Universitas Trunojoyo Madura (UTM) melalui kegiatan pelatihan pembuatan bumbu pecel dan gado-gado berbasis kacang tanah lokal.
Kegiatan ini berlangsung di Balai RW 06, Desa Banyuajuh, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan, Selasa (24/6/2025) dan diikuti dengan antusias oleh ibu-ibu rumah tangga serta anggota PKK setempat.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian kepada masyarakat yang menjadi salah satu pilar Tri Dharma Perguruan Tinggi, sekaligus bentuk nyata kontribusi UTM dalam mengembangkan potensi lokal dan mengatasi tantangan sosial ekonomi di tingkat akar rumput.
Pelatihan ini juga selaras dengan upaya pencapaian beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 1 (Tanpa Kemiskinan), SDG 5 (Kesetaraan Gender), dan SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi).
Dalam sambutannya, Novi Diana Badrut Tamami, S.P., M.P., selaku koordinator Program Studi Agribisnis UTM, menyampaikan bahwa pelatihan ini bukan hanya tentang memasak, tetapi juga tentang membangun kemandirian ekonomi melalui dapur sendiri.
"Melalui pelatihan ini, kami ingin mendorong ibu-ibu di wilayah Kamal untuk tidak hanya mampu memproduksi bumbu tradisional yang enak dan higienis, tapi juga memiliki nilai jual dan mampu dipasarkan. Ini adalah langkah awal menuju kemandirian ekonomi berbasis rumah tangga,” ujar Novi.
Dalam pelatihan tersebut, peserta tidak hanya diajarkan cara meracik bumbu pecel dan gado-gado dengan bahan utama kacang tanah lokal Madura—komoditas yang melimpah dan mudah didapat—namun juga dilatih untuk memahami pentingnya aspek higienitas, standar kualitas produk, serta teknik pengemasan yang menarik dan praktis untuk dijual.
Tak kalah penting, peserta juga mendapatkan pelatihan pemasaran digital sederhana, termasuk bagaimana mempromosikan produk melalui media sosial seperti WhatsApp, Instagram, dan Facebook, yang kini menjadi kanal potensial dalam memasarkan produk rumah tangga ke pasar yang lebih luas.
Antusiasme peserta terlihat tinggi sepanjang kegiatan berlangsung. Banyak peserta mengaku baru pertama kali mendapatkan pelatihan seperti ini yang menggabungkan aspek kuliner lokal, kewirausahaan, dan pemasaran digital dalam satu paket pelatihan.
Salah satunya, Siti Fatimah Hidayati, Ketua RW setempat, menyampaikan rasa syukurnya atas inisiatif dari Prodi Agribisnis UTM.
“Saya merasa senang sekali karena pelatihan ini sangat bermanfaat. Bumbu pecel biasanya kami buat untuk konsumsi sendiri, tapi sekarang kami jadi tahu cara mengemas dan menjualnya, bahkan bisa dipasarkan lewat HP,” tuturnya.
Melalui pelatihan ini, ibu-ibu RW 06 diajak untuk melihat potensi usaha yang ada di sekitar mereka, dimulai dari apa yang sudah mereka kuasai, yakni memasak. Dengan bimbingan yang tepat, kegiatan sehari-hari di dapur bisa menjadi sumber penghasilan tambahan.
Kegiatan pelatihan dimulai pada sore hari dengan sambutan pembukaan dari tim dosen dan tokoh masyarakat, dilanjutkan dengan pre-test untuk mengukur pengetahuan awal peserta.
Sesi utama pelatihan berisi pemaparan materi dan praktik langsung membuat bumbu pecel dan gado-gado, dilanjutkan dengan post-test sebagai evaluasi.
Acara kemudian ditutup dengan pembentukan kelompok usaha kecil berbasis rumah tangga.
Program Studi Agribisnis UTM berharap, dari pelatihan ini akan lahir kelompok usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) baru yang mampu mengolah dan memasarkan produk khas Madura, khususnya bumbu kacang, ke pasar yang lebih luas. Dalam jangka panjang, hal ini diharapkan tidak hanya meningkatkan pendapatan keluarga, tetapi juga menjaga dan mengembangkan kekayaan kuliner lokal Madura.
Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan UTM dalam mendukung pengembangan potensi masyarakat melalui kolaborasi antara akademisi dan komunitas.
Tak hanya sekadar pelatihan, namun diharapkan menjadi langkah awal transformasi sosial ekonomi di tingkat lokal, dimulai dari dapur-dapur rumah tangga di pelosok desa. (*)
Pewarta | : Mochammad Samsi Ridwan (MG-352) |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |