TIMES JATIM, JAKARTA – Busur Darwin yang ikonik, Darwin's Arch, formasi batuan alam terkenal di Kepulauan Galapagos, runtuh ke laut akibat erosi alami.

Pejabat di Kementerian Lingkungan Ekuador memposting foto-foto di media sosial, menunjukkan puing-puing lengkungan Darwin yang telah runtuh ke laut dengan dua tiang penyangga masih berdiri.

"Kami melaporkan bahwa Busur Darwin yang ikonik runtuh," tulis kementerian itu dalam bahasa Spanyol di halaman Facebook-nya pada hari Selasa, seperti dilansir di Al Jazeera.

Formasi batu setinggi 43 meter (141 kaki) yang dinamai menurut naturalis Inggris, Charles Darwin, berdiri di ujung paling utara Kepulauan Galapagos dan merupakan tempat yang populer bagi penyelam scuba.

Dulunya merupakan bagian dari Pulau Darwin di dekatnya, lengkungan ini terkenal karena berbagai kehidupan bawah lautnya, termasuk gerombolan hiu martil.

"Jelas, semua orang dari Galapagos merasa nostalgia karena itu adalah sesuatu yang kita kenal sejak kecil, dan mengetahui bahwa itu telah berubah sedikit mengejutkan,” kata Washington Tapia, direktur konservasi di Galapagos Conservancy.

"Namun, dari sudut pandang ilmiah, itu bagian dari proses alami. Kejatuhan ini pasti karena proses eksogen seperti pelapukan dan erosi yang biasanya terjadi di planet kita," katanya lagi.

Kepulauan Galapagos  965 km di sebelah barat Ekuador itu, adalah situs Warisan Dunia Unesco yang terkenal di seluruh dunia dan rumah bagi flora dan fauna unik yang menginspirasi teori evolusi naturalis Inggris Charles Darwin.

Kepulauan vulkanik itu terdiri dari 234 pulau, teluk kecil, dan bebatuan merupakan bagian dari cagar biosfer dan situs Warisan Dunia. Empat di antaranya adalah rumah bagi sekitar 30.000 orang.

Namun kini Busur Darwin yang ikonik, Darwin's Arch, formasi batuan alam terkenal di Kepulauan Galapagos itu wajahnya barubah karena runtuh ke laut akibat erosi alami. (*)