TIMES JATIM, MALANG – Universitas Islam Malang (UNISMA) melalui Lembaga Pengkajian Islam dan Keaswajaan (LPIK) menggelar Latihan Kader Aswaja (LKA) ke-20 dengan tema “Transformasi Kader Aswaja Menuju Kepemimpinan dan Dakwah Berbasis Nilai Profetik di Era Digital”. 

Kegiatan ini berlangsung selama empat hari, Kamis–Ahad, 18–21 Desember 2025, dengan rangkaian acara daring dan luring yang dipusatkan di Aswaja Center Bumi Aji, Kota Batu.

Kegiatan diawali dengan technical meeting secara daring pada Kamis malam (18/12/2025), dilanjutkan pembukaan resmi pada Jumat (19/12/2025) yang dibuka oleh Rektor Universitas Islam Malang. 

Pembukaan ditandai dengan penyematan tanda peserta serta doa bersama sebagai simbol dimulainya proses kaderisasi.

Materi pertama berupa stadium general bertajuk “Orientasi dan Motivasi melalui Kaderisasi LKA” disampaikan oleh Rektor UNISMA, Prof. Drs. H. Junaidi, M.Pd., Ph.D.

 Ia menekankan pentingnya peran kader Aswaja sebagai agen Islam rahmatan lil alamin yang mampu menjawab tantangan kebangsaan dan perkembangan digital.

Materi selanjutnya membahas Aswaja An-Nahdliyah oleh Dr. Faris Khoirul Anam, Lc., M.H.I, pengurus Aswaja NU Center Jawa Timur. Sesi ini mengulas sejarah dan landasan Aswaja, meliputi aqidah, fiqih, tasawuf, hingga sanad keilmuan sebagai manhaj berpikir dan bergerak warga Nahdlatul Ulama.

Pada hari Sabtu (20/12/2025), peserta mendapatkan pembekalan Anatomi Gerakan Islam dan Sosial dari Gus Teguh Rachmanto, S.T, instruktur PKPNU Nasional. Materi ini mengulas dinamika gerakan Islam di Indonesia, tantangan radikalisme, serta pentingnya moderasi dan kearifan lokal.

Materi dilanjutkan dengan topik Membangun Kemandirian dan Networking oleh Prof. Dr. H. Maskuri, M.Si, Wakil Ketua PWNU Jawa Timur, yang menekankan pentingnya kemandirian kader serta penguatan jejaring sebagai modal dakwah dan gerakan sosial.

Salah satu sesi yang mendapat perhatian peserta adalah materi “Dakwah Aswaja di Era Digital” yang disampaikan Yatimul Ainun, Pemimpin Redaksi TIMES Indonesia. 

Materi ini menyoroti strategi dakwah berbasis konten edukatif, narasi, dan storytelling, sekaligus pentingnya etika, tabayyun, dan literasi digital dalam menghadapi arus informasi di media sosial.

Ketua LPIK UNISMA Malang, Imam Syafi’i, menegaskan bahwa LKA ke-20 tidak hanya menjadi agenda rutin kaderisasi, tetapi dirancang sebagai proses transformasi kader Aswaja agar mampu menjawab tantangan zaman.

“Latihan Kader Aswaja ini kami rancang sebagai proses transformasi kader, bukan sekadar rutinitas. Kader Aswaja UNISMA harus mampu membaca perubahan zaman, menguasai ruang digital, tetapi tetap berpijak kuat pada nilai-nilai profetik Ahlussunnah wal Jamaah,” ujar Imam Syafi’i di sela kegiatan LKA ke-20 di Aswaja Center Kota Batu, Minggu (20/12/2025).

Ia menambahkan, kompleksitas tantangan dakwah dan keorganisasian saat ini menuntut kader yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga matang secara spiritual dan sosial.

“Melalui LKA ini, kami ingin melahirkan kader yang tidak reaktif dan tidak eksklusif, tetapi solutif. Kader yang mampu berdakwah dengan hikmah, membangun jejaring, serta menjadi penyejuk di tengah masyarakat yang plural dan dinamis,” tegasnya.

Pada malam hari, peserta mengikuti materi Kepemimpinan Profetik yang disampaikan KH. Ali Ashari, M.Pd, yang menekankan keteladanan Rasulullah dalam kepemimpinan organisasi, sosial, dan kebangsaan. 

Rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan focus group discussion serta baiat peserta LKA sebagai simbol komitmen ideologis dan keorganisasian.

Hari terakhir, Minggu (21/12/2025), diisi dengan uji aksi atau outbond, evaluasi kegiatan, serta materi Rencana Tindak Lanjut (RTL) LKA ke-20 oleh Dr. H. Muhammad Yunus, M.Pd, Wakil Rektor III UNISMA. Materi ini menekankan pentingnya keberlanjutan kaderisasi melalui program pasca-LKA dan penguatan jaringan alumni.

Kegiatan Latihan Kader Aswaja ke-20 resmi ditutup oleh Wakil Rektor III UNISMA dengan harapan para kader mampu mengimplementasikan nilai-nilai Aswaja secara kontekstual, adaptif, dan berkontribusi aktif bagi kampus, masyarakat, dan bangsa. (*)