https://jatim.times.co.id/
Berita

Connecting Bus Hadir di Tengah Lesunya Penumpang Angkot di Kota Batu

Rabu, 19 Maret 2025 - 11:42
Connecting Bus Hadir di Tengah Lesunya Penumpang Angkot di Kota Batu Forkopimda saat menjajal connecting bus beberapa waktu lalu. (FOTO: Muhammad Dhani Rahman/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, BATUPemkot Batu berancang-ancang memasukkan sebuah moda transportasi baru, sebuah Connecting Bus di tengah lesunya penumpang angkutan kota (angkot). 

Beberapa waktu lalu, Forkopimda Kota Batu keliling kota menjajal bus yang diperkenalkan oleh Kapolres Batu, AKBP Yudha Pranata kepada Pemkot Batu ini.

Kepada media, Kapolres Batu, AKBP Yudha Pranata optimis keberadaan Connecting Bus ini akan menjadi solusi pemecah kemacetan di Kota Wisata ini.

Ia mengatakan bahwa bus berkapasitas 48 orang ini bisa mengurangi penggunaan 6 hingga 10 mobil pribadi. 

Connecting-Bus-b.jpg

Dikabarkan selain menghubungkan alun-alun, tempat wisata, pusat oleh-oleh, dan hotel, bus ini juga digunakan untuk transportasi wisata yang ramah lingkungan.

“Busnya keren banget, untuk interiornya juga lumayan modern bisa lihat keindahan kota batu dari kacanya, fasilitasnya juga oke sehingga dalam menjalani proses dari tempat wisata ke tempat wisata lainnya para wisatawan tetap nyaman layaknya menggunakan mobil pribadi" ujar Wali Kota Batu, Nurochman saat mencoba bus ini bersama kapolres dan Ketua DPRD Kota Batu, Didik Subiyanto.

Nurochman optimistis bus ini bisa menjadi alternatif pemecahan kepadatan arus lalu lintas.

Bus yang dijajal ini pinjam dari karoseri Adi Putro berjenis bus lower deck yang memang biasanya digunakan sebagai bus bandara.

Berhembus kabar Pemkot Batu berencana mengalokasikan anggaran untuk pembelian bus ini. Diperkirakan biaya perunit mencapai Rp 2 miliar dengan kebutuhan ideal sebanyak 5 hingga 6 unit bus.

Kabar ini membuat pengemudi terdiam dan mengaku bingung. Karena hal ini terjadi ditengah situasi penumpang angkot yang sedang lesu.

Connecting-Bus-c.jpg

"Terus terang kami bingung, sebenarnya bagaimana konsep Pemkot Batu soal transportasi. Tiba-tiba muncul connecting bus yang keberadaannya pasti berpengaruh terhadap kami, sopir mobil penumpang umum. Sama sekali belum ada sosialisasi terkait hal itu," ujar Ketua APMPU Kota Batu, Maskut Mail.

Sejak Pandemi Covid-19 kondisi penumpang sangat sepi. Suasana Terminal Kota Batu keseharian sangat lengang. Dari 357 MPU di Kota Batu yang masih aktif Hanya 250 MPU.

"Kita terbantu dengan adanya pariwisata, seperti mengangkut penumpang dari rest area ke petik apel dan program pemerintah Apel (angkutan pelajar gratis-red), kalau penumpang wisata juga digarap connecting bus, tentu sangat berpengaruh ke kita," ujarnya.

Terlebih saat ini para pengemudi mendapatkan kabar bahwa ada beberapa opsi rute bus ini, membuat mereka ketar-ketir. "Kita menunggu sosialisasi saja dari Pemkot Batu," ujarnya.

Sementara itu Tourismologist Universitas Brawijaya, Dr. A. Faidlal Rahman, SE.Par., M.Sc., CHE mengatakan bahwa konsep connecting bus merupakan solusi yang tepat untuk menghadirkan pelayanan yang berkualitas bagi wisatawan yang datang ke Batu selain juga untuk mengurai kemacetan.

Hal ini dikarenakan sistem transportasi ini dapat menghubungkan berbagai tempat wisata dengan bus sebagai moda utama. Namun dalam pelaksanaannya ada beberapa poin penting yang perlu diperhatikan, antara lain jaringan rute, frekuensi tinggi, kemudahan akses, harga terjangkau, dilengkapi informasi dan layanan.

"Kemudian secara implementasi, connecting bus ini jangan ditawarkan sebagai opsional atau alternatif transportasi tapi ini menjadi kewajiban digunakan oleh wisatawan untuk menghubungkan satu titik penting di Kota Batu, karena kalau bersifat tawaran opsional, ditakutkan wisatawan nanti tetap memilih kendaraan atau transportasi individu yg kemudian malah kehadiran connecting bus bukan menghadirkan pelayanan namun menambah kemacetan," ujarnya.

Satu hal lain yang penting menurut Faid, panggilan akrab laki-laki ini adalah perencanaan, bukan ide spontan yang kemudian dilaksanakan. 

"Setiap pembangunan apapun harus berbasis perencanaan yang matang dan kajian yg terukur, karena jika tidak, maka akan muncul masalah baru nantinya," ujar Faid.

Terkait keberadaan Angkot yang lesu penumpang, ada beberapa opsi yang bisa dilaksanakan pertama Angkot dapat mengangkut penumpang dari area permukiman, desa wisata, hotel, atau lokasi-lokasi terpencil yang tidak dilalui langsung oleh connecting bus menuju titik pemberhentian (halte/terminal) utama connecting bus. Setelah penumpang tiba di titik pemberhentian, mereka dapat melanjutkan perjalanan dengan connecting bus. 

Opsi kedua, Angkot dapat melebur menjadi connectiong transportation, nanti wisatawan tinggal memilih mau naik mini bus atau Angkot.

Faid melihat dibutuhkan regulasi dan ketegasan dalam penerapannya sehingga semua berjalan dengan baik. (*)

Pewarta : Muhammad Dhani Rahman
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.