TIMES JATIM, JEMBER –

Kabupaten Jember kembali mencuri perhatian melalui penyelenggaraan Domba Fashion Carnaval (DFC) yang berlangsung di Alun-alun Jember, Sabtu (15/11/2025).

Acara ini tidak hanya menjadi tontonan unik, tetapi juga bagian dari upaya memperkuat identitas Jember sebagai Kabupaten Karnaval, melengkapi keberadaan Jember Fashion Carnaval (JFC) yang telah lebih dulu dikenal secara nasional.

Dalam gelaran DFC, lima ekor domba tampil di catwalk dengan kostum berwarna-warni dan aksesori kreatif yang memicu antusiasme penonton.

Bupati Jember Muhammad Fawait, yang hadir dalam kegiatan tersebut, memberikan apresiasi dan menilai DFC sebagai bagian dari penguatan karakter daerah.

“Ke depan akan tetap ada fashion show domba. Ini akan menguatkan Jember sebagai kabupaten karnaval. Bukan hanya anak mudanya melalui JFC, tetapi dombanya lewat Domba Fashion Carnaval,” ujar Fawait.

Menurutnya, DFC memiliki potensi menjadi identitas baru Jember sebagai daerah penyelenggara event kreatif.

Fawait menilai ajang ini bukan sekadar hiburan, tetapi bagian dari pengembangan budaya lokal dan kreativitas masyarakat.

Lima domba peserta DFC menampilkan ragam kostum hasil kreativitas pemiliknya.

Domba bernama Bagong ditetapkan sebagai juara pertama dan menerima hadiah Rp1,5 juta, disusul Kucrut di posisi kedua dengan hadiah Rp1 juta, serta pemenang ketiga yang memperoleh Rp750 ribu.

Dua peserta lainnya mendapatkan hadiah hiburan masing-masing Rp500 ribu.

Acara ini turut dimeriahkan oleh kehadiran beberapa artis muda, seperti Betrand Putra Onsu, Jessica Taroreh, dan Kayla Schaefer, yang menambah semarak suasana catwalk.

Berawal dari Tradisi Lokal Desa Suco

Domba-domba peserta DFC berasal dari Desa Suco, Kecamatan Mumbulsari, desa yang telah lama menjadikan kegiatan ini sebagai tradisi tahunan.

Kepala Desa Suco, Taufik, menjelaskan bahwa ajang ini menjadi ruang ekspresi bagi para peternak.

“Di Desa Suco, kami memiliki peternakan dengan konsep ternak terpadu. Kami mendorong warga untuk merawat ternak dengan penuh perhatian dan kasih sayang. Dari situlah muncul ide menggelar Domba Fashion Carnaval sebagai ajang kebanggaan desa,” jelasnya.

Taufik berharap pengembangan DFC hingga tampil di tingkat kabupaten dapat mendorong desa lainnya berpartisipasi dan mengembangkan potensi ternak masing-masing.

“DFC dapat segera diangkat ke tingkat kabupaten, sehingga desa-desa lain yang memiliki potensi ternak juga dapat ikut berpartisipasi,” ujarnya. (*)