TIMES JATIM, PACITAN – Musim angin baratan mulai benar-benar terasa dampaknya di Pelabuhan Tamperan, Kabupaten Pacitan.
Sejak pertengahan November 2025, hembusan angin muson barat membuat aktivitas melaut berkurang dan hasil tangkapan nelayan turun drastis.
Peltu Angkatan Laut Athor Subroto mengatakan cuaca beberapa hari terakhir memang kurang bersahabat. Banyak kapal akhirnya memilih tetap bersandar ketimbang memaksa berangkat.
“Paceklik. Musim angin barat. Kapal besar berada di pangkalan,” ujarnya, Jumat (21/11/2025).
Athor menuturkan, sejak angin barat menguat, mayoritas nelayan memutuskan beristirahat sambil menunggu kondisi membaik.
“Biasanya mereka berhenti melaut beberapa hari. Menunggu gelombang agak tenang,” jelasnya.
Pantauan TNI AL, deretan kapal lokal tampak parkir rapi di dermaga. Gelombang tinggi ditambah angin kencang ke arah timur membuat nelayan enggan mengambil risiko.
“Kapal-kapal kita tetap ada yang turun, tapi hasilnya tidak seperti sebelumnya,” kata Athor.
Meski cuaca kurang mendukung, situasi pelabuhan tetap kondusif. TNI AL mengingatkan nelayan untuk tetap waspada karena perubahan cuaca bisa terjadi sewaktu-waktu.
“Arus sedang deras dan angin cukup kuat ke timur,” tambahnya.
Sebagai informasi, musim angin baratan biasanya berlangsung selama musim hujan, mulai Oktober atau November hingga April atau Mei.
Di Pacitan, tanda-tanda angin barat mulai tampak sejak pertengahan hingga akhir November 2025 dan diperkirakan masih berlanjut dalam waktu dekat. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Musim Angin Barat Mulai Berdampak, Nelayan Pacitan Alami Paceklik Ikan
| Pewarta | : Yusuf Arifai |
| Editor | : Ronny Wicaksono |