TIMES JATIM, PONOROGO – Pembinaan dan kolaborasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kabupaten Ponorogo sedang menjadi sorotan utama dalam upaya memperkuat ekonomi lokal.

Pemkab Ponorogo bersama Dinas PMD dan lembaga pendidikan seperti IAIRM Ngabar mendakan seminar pembinaan teknis pengelolaan BUMDes se-Ponorogo. Tujuannya adalah membentuk pengelola BUMDes yang profesional agar mampu menjalankan unit usaha secara efektif dan berkelanjutan.

Hari ini, Senin (28/7/2025) diadakan acara kolaborasi BUMDes bersama Maju Hardware di Cafe Tomorro Ponorogo. "Kolaborasi ini bertujuan memperluas jaringan usaha dan membuka peluang kemitraan antara desa dan sektor swasta," kata Kepala Dinas PMD Pemkab Ponorogo, Tony Sumarsono.

Ia pun mengutip pernyataan Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, bahwa BUMDes  harus menjadi solusi ekonomi nyata, "Bukan sekedar formalitas administratif," ujar Tony Sumarsono.

Sementara itu Bupati Sugiri Sancoko kepada TIMES Indonesia menyatakan, BUMDes diharapkan bisa menyumbang deviden bagi Pendapatan Asli Desa (PADes) dan mendukung program nasional seperti Ketahanan Pangan  dan MBG (Makanan Bergizi Gratis).

Bupati Sugiri Sancoko juga menyoroti pentingnya sinergi antara BUMDes dengan Koperasi Merah Putih, agar tidak terjadi tumpang tindih. "Kedua entitas ini, saya harapkan saling menguatkan dalam membangun ekonomi kerakyatan berbasis desa," jelasnya.

Sementara itu salah satu pembicara dalam seminar Kolaborasi BUMDes, Edy Cahyadi menekankan, pentingnya tata kelola desa yang profesional dan partisipatif.
BUMDes menurut Edy Cahyadi, harus menjadi penggerak ekonomi desa bukan formalitas administratif. Ia mendorong agar desa tidak hanya mendirikan BUMDes, tetapi juga mengelolanya secara profesional, transparan, dan akuntabel.

"SDM sangat penting untuk penguatan kapasitas pengurus BUMDes. Dan ini tentunya perlu banyak pelatihan dan pendampingan," ucap Edy Cahyadi.

Ia yakin, bahwa kelembagaan desa yang kuat akan menciptakan ekosistem ekonomi lokal yang berkelanjutan. (*)