TIMES JATIM, PACITAN – Program Sekolah Rakyat gelombang II yang di Kabupaten Pacitan masih belum memenuhi kuota maksimal. Hingga akhir Juli 2025, tercatat baru ada 27 calon siswa yang terdata untuk mengikuti program tersebut, dari target maksimal sebanyak 100 anak.
Plt Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Kabupaten Pacitan, Khemal Pandu Pratikna, mengungkapkan bahwa rendahnya capaian jumlah peserta diduga disebabkan oleh beberapa faktor.
Selain karena sebagian anak sudah kembali bersekolah di jenjang SMA/SMK atau telah bekerja, kecanduan terhadap penggunaan gadget juga menjadi tantangan besar dalam penjaringan calon siswa.
“Data sementara yang masuk untuk gelombang II ini ada 27 anak. Beberapa calon siswa tidak bisa bergabung karena berbagai alasan, salah satunya sudah bekerja, ada yang sudah kembali sekolah, dan cukup banyak yang terindikasi kecanduan gadget,” ujar Khemal saat ditemui, Senin (28/7/2025).
Menurut Khemal, kecanduan terhadap gadget menjadi kendala yang serius karena aturan di Sekolah Rakyat mengharuskan adanya pembatasan penggunaan perangkat elektronik, khususnya telepon genggam. Hal ini dimaksudkan agar anak-anak bisa fokus dalam proses pembelajaran, kegiatan asrama, serta istirahat yang cukup.
“Di Asrama nanti memang ada pembatasan penggunaan gadget. Tujuannya agar anak-anak fokus belajar, istirahat teratur, dan mengikuti kegiatan positif lainnya. Tapi justru ini yang membuat beberapa anak enggan bergabung karena sudah sangat bergantung pada gadget mereka,” jelasnya.
Meski belum mencapai kuota penuh, Dinas Sosial Pacitan tetap berkomitmen untuk menjalankan program Sekolah Rakyat gelombang II.
Pihaknya juga terus melakukan edukasi secara intensif kepada masyarakat, anak-anak, dan orang tua agar lebih peduli terhadap pentingnya pendidikan dan pembinaan karakter bagi anak-anak putus sekolah.
“Kami fokus pada anak-anak yang benar-benar putus sekolah, yang butuh bimbingan dan ruang untuk kembali semangat menata masa depan. Edukasi kepada keluarga dan masyarakat sangat penting agar mereka mendukung dan memahami manfaat dari Sekolah Rakyat ini,” lanjut Khemal.
Untuk pelaksanaan kegiatan, Khemal menyebutkan bahwa gedung milik Balai Latihan Kerja (BLK) sudah siap digunakan sebagai lokasi asrama dan pembelajaran bagi siswa gelombang II. Rencana pelaksanaan pun sudah disusun dengan target pelaksanaan di akhir bulan Agustus 2025.
“Gedung BLK insyaallah sudah siap. Sesuai target, akhir Agustus 2025 program ini sudah bisa dimulai, mulai dari penerimaan siswa, asrama, hingga seluruh kegiatan Sekolah Rakyat,” ungkapnya optimis.
Khemal berharap, meskipun belum maksimal secara kuantitas, kualitas pembinaan dan pendidikan yang diberikan akan tetap optimal. Ia juga mengajak masyarakat untuk tidak menyerah dalam mengajak anak-anak putus sekolah untuk bergabung di program Sekolah Rakyat sebagai bekal membangun masa depan yang lebih baik. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Sekolah Rakyat Geombang 2 di Pacitan Baru Capai 27 Calon Siswa, Ini Dugaan Penyebabnya
Pewarta | : Rojihan |
Editor | : Faizal R Arief |