TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Banjir bandang yang menerjang sejumlah wilayah di Kabupaten Probolinggo mendorong Bupati terpilih, Gus Haris, untuk turun langsung ke lokasi terdampak.
Ditemani jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD), TNI, Polri, komunitas motor trail, serta sejumlah pengusaha, Gus Haris menerobos medan sulit demi menjangkau warga terdampak.
Mengendarai sepeda motor trail, rombongan berangkat dari Ponpes Zainul Hasan Genggong menuju Desa Betek Taman, Kecamatan Gading, lalu menyeberangi jembatan darurat penghubung Desa Plaosan, Kecamatan Krucil dan Desa Rabunan, Kecamatan Gading.
Jembatan utama penghubung desa-desa tersebut jebol akibat meluapnya debit air sungai dari kawasan kaki Gunung Argopuro setelah hujan deras mengguyur daerah hulu. Kondisi ini menyulitkan akses warga dan menambah tantangan dalam distribusi bantuan.
Dari Jembatan Darurat hingga Rumah Warga yang Rata dengan Tanah
Usai melintasi jembatan darurat, Gus Haris naik motor warga. (Foto: Ryan H/TIMES Indonesia)
Setibanya di jembatan darurat dari bambu yang menghubungkan tiga dusun, Gus Haris berdiskusi dengan Kepala Dinas PUPR, Hengky C Putra, dan Kades Betek Taman, Suhri. Ia menegaskan jika perbaikan jembatan harus segera dilakukan agar aktivitas warga kembali normal.
“Ini harus direlokasi karena lokasi ini sangat tidak aman,” ujar Gus Haris saat meninjau rumah warga yang roboh akibat banjir, Sabtu (8/2/2025).
Dua rumah milik Ida dan Laila hancur diterjang air, bahkan suami Laila harus dilarikan ke rumah sakit akibat luka yang dideritanya.
“Mitigasi bencana harus lebih sigap. Jangan tunggu bencana terjadi, tapi harus diantisipasi sejak dini,” kata Gus Haris.
Pihaknya juga akan melakukan kajian menyeluruh untuk mengidentifikasi potensi tanah longsor di sekitar lokasi dan menentukan langkah mitigasi yang diperlukan.
“Kami akan cek ulang kemungkinan adanya retakan yang bisa menyebabkan longsor. Untuk sementara, warga di daerah rawan harus direlokasi,” tegasnya.
Aktifkan Kembali ORARI di Zona Merah
Korban banjir antar Gus Haris ke tempat motornya diparkir. (Foto: Ryan H/TIMES Indonesia)
Selain infrastruktur, Gus Haris juga menyoroti pentingnya sistem komunikasi darurat di wilayah rawan bencana. Ia menilai ORARI (Organisasi Amatir Radio Indonesia) perlu dihidupkan kembali di desa-desa yang masuk dalam zona merah bencana.
“Koordinasi antarinstansi harus lebih cepat. OPD seperti Dinas PUPR, BPBD, PERKIM, serta DPRD harus bergerak lebih konkret agar mitigasi bencana lebih siap,” ujarnya.
Keterlibatan komunitas motor trail dalam misi kemanusiaan ini juga dinilai membantu akses ke daerah yang sulit dijangkau.
“Kami ingin semua pihak, baik pemerintah maupun komunitas, ikut serta dalam langkah konkret tanggap bencana,” kata Gus Haris.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Probolinggo, Oemar Sjarif, menyebut pihaknya terus mendistribusikan bantuan bagi warga terdampak bencana.
“Bantuan yang kami berikan berupa makanan siap saji, obat-obatan, air bersih, dan kebutuhan pokok lainnya,” ujar Umar.
Sejak Rabu (5/2/2025), cuaca ekstrem di Kabupaten Probolinggo telah menyebabkan lima akses penghubung antardesa terputus, termasuk jembatan dan jalan.
Selain itu, tujuh rumah ambruk akibat hujan deras, angin kencang, tanah longsor, dan banjir bandang. Setidaknya 1.000 warga terdampak dan membutuhkan bantuan darurat.
BPBD Kabupaten Probolinggo bersama instansi terkait terus melakukan upaya tanggap darurat untuk membantu warga dan mempercepat pemulihan infrastruktur yang terdampak. (*)
Pewarta | : Ryan H |
Editor | : Faizal R Arief |