TIMES JATIM, LAMONGAN – Yayasan Pondok Pesantren Sunan Drajat (PPSD) Paciran Lamongan meneguhkan langkah strategis menuju pesantren unggul bertaraf nasional. Melalui Rapat Kerja (Raker) Pengurus di Hotel Harris Malang, yayasan ini memantapkan arah dan program kerja berbasis mutu, inovasi, dan kemandirian.
Raker dibuka langsung oleh Pembina Yayasan, H. Gudfan Arif, S.IP, yang juga Bendahara Umum PBNU dan putra sulung almarhum Prof. Dr. KH. Abdul Ghofur. Dalam sambutan pembukaannya, Gus Gudfan menekankan pentingnya adaptasi dan transformasi di era pendidikan modern.
“Pondok Pesantren Sunan Drajat sebagai satu-satunya warisan Wali Songo memiliki potensi luar biasa untuk menjadi institusi pendidikan Islam unggulan tingkat nasional. Momentum Raker ini penting untuk menyatukan visi dan merumuskan langkah konkret menuju standar nasional,” ujar Gus Gudfan, Jumat (11/7/2025).
Kegiatan ini diikuti seluruh jajaran pengurus yayasan, Rektor UNSUDA, kepala madrasah dan sekolah, serta para perwakilan tenaga pendidik. Melalui diskusi yang dinamis dan produktif, Raker menghasilkan lima kebijakan strategis utama:
1. Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum akan direvisi dengan menggabungkan pendalaman ilmu agama dan keterampilan masa depan, serta diselaraskan dengan standar nasional pendidikan.
2. Peningkatan Kualitas SDM
Yayasan akan memperkuat pelatihan berkelanjutan bagi ustadz/ustadzah dan tenaga pendidik dalam bidang pedagogik, manajerial, serta penguasaan teknologi digital.
3. Revitalisasi Sarana dan Prasarana
Komitmen dilakukan untuk memperbaiki dan melengkapi fasilitas seperti ruang kelas, asrama, laboratorium, perpustakaan, serta sarana olahraga dan seni sesuai standar nasional.
4. Penguatan Jaringan dan Kemitraan
Yayasan akan menjalin kerja sama strategis dengan perguruan tinggi, instansi pemerintah, dan pihak swasta guna membuka akses pengembangan potensi santri secara lebih luas.
5. Digitalisasi Administrasi dan Pembelajaran
Sistem informasi manajemen pesantren akan diterapkan secara terpadu untuk mendukung efisiensi administrasi dan pembelajaran berbasis teknologi.
Di kesempatan yang sama, Direktur Perekonomian Sunan Drajat, Dr. Anas Athifni, menyampaikan pentingnya kemandirian pesantren lewat penguatan ekonomi syariah.
"Bisnis yang kami bangun menjadi bentuk konkret dukungan bagi santri dan alumni agar mampu mandiri secara ekonomi, berbasis syariah,” tutur Gus Anas.
Dalam dua tahun terakhir, unit usaha Sunan Drajat telah berkembang pesat. Tercatat 56 unit Toserba Sunan Drajat telah berdiri di berbagai kabupaten, ditambah pengembangan industri garam dan unit bisnis produktif lainnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan, H. Murobby Binnur, menyampaikan apresiasi atas partisipasi aktif seluruh peserta rapat. Ia menegaskan bahwa hasil Raker adalah peta jalan untuk masa depan pesantren.
"Dengan sinergi, kerja keras, dan doa, kami yakin Pondok Pesantren Sunan Drajat akan tumbuh sebagai pesantren unggul nasional yang mencetak generasi berakhlak mulia, berilmu amaliah, dan berdaya saing tinggi,” ucap Murobby.
Raker Yayasan Pondok Pesantren Sunan Drajat ditutup dengan penandatanganan pakta integritas oleh seluruh pimpinan lembaga formal dan non-formal di lingkungan pesantren. Komitmen ini menandai langkah awal implementasi nyata dari seluruh program yang telah disepakati. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Raker Yayasan Ponpes Sunan Drajat: Peta Jalan Menuju Pesantren Unggul Nasional
Pewarta | : Moch Nuril Huda |
Editor | : Deasy Mayasari |