TIMES JATIM, SURABAYA – Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa meminta agar masyarakat bersama-sama menjaga Jawa Timur (Jatim). Tidak membuat kerusakan dan pembakaran saat menyampaikan aspirasi mereka.

Imbauan ini selaras dengan harapan warga, dan disampaikan mengingat berbagai aksi demonstrasi berujung pada pengrusakan fasilitas umum hingga cagar budaya, salah satunya Gedung Grahadi ruang barat. Belum lagi di berbagai daerah, banyak kabar museum turut dijarah.

Saat meninjau sisa-sisa puing Gedung Grahadi barat, Khofifah tampak sedih. Ia didampingi Wagub Emil Elestianto Dardak dan Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Rudy Saladin.

Semalam, Sabtu (30/8/2025), gedung itu terbakar hebat karena ulah kelompok tak bertanggungjawab. Damkar segera melakukan pembasahan dan pemadaman api secara cepat. Pasukan TNI siaga menjaga hingga hari ini.

Dengan raut muka sedih dan kecewa, Khofifah melihat langsung sisa-sisa puing bangunan bersejarah tersebut. Sesekali ia tampak berbincang dengan Emil dan Rudy mengenai kondisi gedung.

Di halaman Grahadi, Khofifah juga sempat menghubungi Kapolda Jatim Irjen Pol Nanang Avianto melalui telepon.

Ia duduk di salah satu tiang gedung sembari berbicara dengan Nanang. Usai menelepon, Khofifah menemui warga yang tengah menyaksikan proses pembersihan puing-puing kebakaran di sisi barat dan timur Grahadi.

Ia menyempatkan diri berbincang sekaligus memborong dagangan pedagang kaki lima (PKL) di sekitar lokasi. Sejumlah warga menitipkan pesan kepada Khofifah agar terus menjaga ketertiban dan keamanan Jawa Timur.

"Titip Jatim, Bu. Jaga Jatim dari provokator. Ini cagar budaya (Grahadi), jangan sampai diinjak-injak dan dibakar oleh provokator," teriak salah seorang warga.

Mendengar hal itu, Khofifah mengangguk sambil menyalami warga satu per satu. Ia menegaskan komitmennya untuk menjaga perdamaian dan persatuan di Jawa Timur.

Gedung Negara Grahadi sendiri dibangun pada 1975. Saat Dirk Van Hogendorps berkuasa. Dulunya, menghadap Kalimas yang kini terletak di samping halaman belakang atau bagian utara.

Mulai 1802 hingga sekarang, Grahadi diubah menghadap ke selatan dan difungsikan sebagai ruang kerja Gubernur maupun Wakil Gubernur. Biasanya, digunakan untuk menerima tamu maupun acara pemerintahan hingga acara-acara perayaan Hari Nasional. (*)