TIMES JATIM, MALANG – Ikatan Mahasiswa Raas (IMR) memperkuat nilai persaudaraan melalui talkshow bertema “Taretan Daddhi Kakoatan” yang digelar dalam rangkaian Rembheg Istimewa IMR di Esto Coffee, Sabtu (13/12/2025).

Talkshow tersebut menghadirkan Masawi, Alumni IMR, dan Yatimul Ainun, Pimpinan Redaksi TIMES Indonesia, sebagai narasumber. Kegiatan ini menjadi ruang refleksi bersama bagi kader IMR untuk merawat kebersamaan di tengah dinamika organisasi.

Masawi dalam penyampaiannya menegaskan bahwa persaudaraan merupakan fondasi utama yang menjaga IMR tetap utuh dari generasi ke generasi.

Menurutnya, perbedaan pandangan yang muncul dalam organisasi harus ditempatkan sebagai kekuatan, bukan sumber perpecahan.

“Tema Taretan Tetti Kakoatan mengingatkan bahwa IMR dibangun di atas semangat persaudaraan. Perbedaan adalah keniscayaan, tetapi persaudaraan harus tetap menjadi pegangan,” ujar Masawi.

Ia menambahkan, regenerasi kepemimpinan yang berlangsung dalam Rembheg Istimewa harus disertai dengan komitmen menjaga solidaritas internal. Tanpa persaudaraan yang kuat, kata dia, organisasi akan kehilangan ruh perjuangannya.

Sementara itu, Yatimul Ainun menyoroti pentingnya membangun narasi organisasi yang mempersatukan. Ia menilai, nilai persaudaraan perlu diterjemahkan tidak hanya dalam sikap internal, tetapi juga dalam cara IMR berkomunikasi di ruang publik.

“Organisasi mahasiswa harus mampu menghadirkan narasi yang menenangkan dan menyatukan. Persaudaraan adalah modal utama untuk melahirkan gagasan dan gerakan yang sehat,” kata Yatimul Ainun.

Ia juga mendorong kader IMR untuk terus meningkatkan kualitas diri dan kepekaan terhadap isu sosial, tanpa meninggalkan etika dan tanggung jawab.

Menurutnya, mahasiswa yang solid secara internal akan lebih kuat dalam menyampaikan gagasan ke publik.

"Modal yang harus diperkuat hanya 2 hal, antara kualitas dan jejaring. Maka dengan itu kita dimanapun akan hidup," tegasnya.

Talkshow Taretan Tetti Kakoatan menjadi salah satu rangkaian penting dalam Rembheg Istimewa IMR, yang tidak hanya menandai proses regenerasi kepemimpinan, tetapi juga penguatan nilai kebersamaan sebagai identitas organisasi.

"Saya yakin IMR yang melandasi aktivitas organisasi dengan persaudaraan dan intelektualitas, akan dapat dirasakan dampaknya oleh masyarakat kepulauan Raas, Sumenep umumnya," pungkasnya. (*)