https://jatim.times.co.id/
Berita

Santri Gresik Lestarikan Batik Khas Pulau Bawean

Selasa, 08 Oktober 2019 - 08:21
Santri Gresik Lestarikan Batik Khas Pulau Bawean Santri saat membatik. (Foto: Istimewa for TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, GRESIKSantri di Pondok Pesantren Penaber Paginda di Desa Sukaoneng Kecamatan Tambak, melastarikan batik khas Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Mereka belajar membatik agar batik khas Pulau Bawean tidak punah sekaligus para santri memperingati Hari Batik Nasional.

Kegiatan membatik bersama itu mengambil motif batik karakter asli Pulau Bawean. Seperti gambar motif dhurung (tempat cangkruk dan tempat hasil panen padi).

Kemudian juga motif rangghepan (alat panen padi), jhukong (kapal kecil nelayan), santeghi (Pohon yang tumbuh di sekitar pesisir dan karang laut, pedang dan tanduk rusa.

Salah satu santri Ani mengaku senang bisa belajar membatik. Menurutnya, ini merupakan pengalaman yang luar biasa.

Ani berharap setelah lulus dia bisa mengamalkan ilmunya ke beberapa warga agar batik khas Pulau Bawean bisa dilestarikan "Senang sekali, sangat bermanfaat," pungkasnya.

Pengasuh pondok Penaber KH Musthofa berharap batik Bawean juga bisa menembus pangsa pasar nasional maupun internasional.

Melalui kegiatan ini juga, Kiai Mistofa berharap batik khas Pulau Bawean bisa yerus dilestarikan agar tidak punah.

"Harapan saya mengenalkan kepada santri budaya Nusantara, tidak hanya mengenal tapi mencintai budaya warisan nusantara," ucaonya.

Ke depan dirinya berharap, nantinya para santri bisa mendiri dan membangun home industri batik di Bawean, khususnya santriwati. 

Kata Musthofa, selain itu kreasi batik Pondok Penaber satu-satunya yang ada di Pulau Bawean tersebut. "Saat ini sudah banyak wisatawan mancanegara hingga internasional berkunjung melihat kreasi santri di Pondok Panabar," ungkapnya, bangga.

 KH Mustofa mengatakan, pembuatan batik sudah menjadi kegiatan ekstra para santri.

Setiap hari para santri terlibat belajar dan menghasilkan produk batik khas Bawean. Melalui kegiatan ini, diharapkan santri tidak hanya cakap dalam hal agama, melainkan pada ekonomi kreatif. 

Untuk membeli harga batik khas Bawean, para pembeli harus menyisahkan uang kisaran Rp 200 ribu hingga Rp 250 ribu untuk batik cap. Sedang untuk batik tulis harga mencapai Rp 500 ribu. 

"Pembelajaran ini untuk membekali para santri ketika lulus dari pesantren bisa mengembangkan di luar," jelasnya usai menanggapi santri melestarikan batik khas Pulau Bawean Gresik. (*)

Pewarta : Akmalul Azmi
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.