TIMES JATIM, GRESIK – Dikenal sebagai daerah yang memiliki banyak industri, Kabupaten Gresik Jawa Timur terus berupaya dalam pengendalian lingkungan.
Pada tahun 2025, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gresik akan menambah alat pemantau udara sebanyak dua unit sehingga mempunyai 11 alat tersebut.
Kepala DLH Gresik, Sri Subaidab mengatakan alat pemantau udara ini penting sebagai upaya dalam mengendalikan lingkungan.
"Pada program ini ada sejumlah kegiatan yang dilakukan. Yakni menambah dua alat pemantau udara. Sehingga tahun 2025 ini Gresik bisa memiliki 11 alat pemantau udara," katanya, Kamis (23/1/2025).
Sri Subaidah menyatakan, pada tahun ini, DLH ada enam program prioritas yang akan dilaksanakan dengan anggaran Rp 42 miliar.
Selain alat pemantau udara, Kadis LH mengungkap jika akan menambah satu alat pemantau kualitas air di Sungai Bengawan Solo. Saat ini di Gresik baru ada satu yang berlokasi di Kali Brantas.
"Kami juga akan melakukan pemulihan lahan bekas tambang di Desa Suci seluas 6,6 hektar, penanaman 89 ribu bibit mangrove dan mengoptimalkan sistem informasi laboratorium lingkungan dengan aplikasi sibling," ungkapnya.
Sri Subaidah menyatakan, pembinaan dan pengawasan terhadap izin lingkungan dan IPPLH serta pengendalian B3 dan limbah B3 juga terus diperbaiki.
"Dalam program ini, kegiatannya yakni pengajuan izin lingkungan berbasis elektronik (amdal.net) serta meningkatkan jumlah perusahaan yang melaporkan kegiatan lingkungan. Dari 700 perusahaan menjadi 900 perusahaan di tahun 2025," kata dia.
Program selanjutnya akni, peningkatan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan lingkungan kepada masyarakat. Dalam program ini, DLH akan meningkatakn sekolah adiwiyata, desa berseri, eco pesantren, penghargaan kalpataru hingga menargetkan kembali dapat Adipura pada tahun 2025.
"Dan program keempat yakni, penanganan pengaduan lingkungan hidup," terangnya.
Selanjutnya, program lainnya yakni pengelolaan persampahan. Pada program ini ada 9 kegiatan yang akan dilakukan DLH.
"Yakni, menambah kampung zero waste menjadi 8 lokasi, memanfaatkan RDF sebagai bahan bakar pengganti batu bara, melalukan mining landfill, meningkatkan kapasitas produksi TPST Belahanrejo, meningkatkan Bank Sampah, manambah TPS dan TPS3R hingga memaksimalkan penerapan Perda pengurangan sampah plastik," tandasnya.
Dan program terakhir yakni, pengelolaan keanekaragaman hayati. Dalam program ini, DLH memiliki kegiatan Saji Sapo (satu jiwa satu pohon) kepada ASN yang mau naik pangkat atau peserta lulus CPNS dan PPPK.
"Selain itu, kami juga akan menanam 1.500 pohon, pemenuhan ketaatan RTH untuk industri dan kawasan perumahan atau pemukiman. Serta pencatatan RTH berbasis elektronik (IOP)," tutupnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Upaya Pengendalian Lingkungan, Gresik Bakal Tambah Alat Pemantau Udara
Pewarta | : Akmalul Azmi |
Editor | : Deasy Mayasari |