TIMES JATIM, BONDOWOSO – Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bondowoso kembali menjadi sorotan publik dan wakil rakyat. Meski sempat meraih sejumlah penghargaan pada 2024 lalu, perusahaan milik daerah ini justru dilaporkan mengalami kerugian beruntun dalam beberapa tahun terakhir.
Kondisi ini memicu desakan dari DPRD Bondowoso agar dilakukan audit menyeluruh terhadap manajemen PDAM.
Anggota Fraksi PPP DPRD Bondowoso, Samsul Hadi secara tegas menyampaikan pentingnya transparansi dan evaluasi menyeluruh atas kerugian yang dialami.
“Kerugian yang terjadi setiap tahun harus diusut hingga ke akar masalahnya,” katanya saat dikonfirmasi TIMES Indonesia.
Menurutnya, DPRD membentuk Panitia Khusus (Pansus) Pendapatan Asli Daerah (PAD), sebagai bagian dari upaya meningkatkan pemasukan daerah.
“Saya melihat hingga saat ini, gak ada kontribusi nyata PDAM kepada daerah,” kata Samsul.
Ia mengungkapkan, salah satu penyebab kerugian yang terus berulang adalah pengeluaran rutin untuk perbaikan peralatan dan pembiayaan pegawai.
Padahal kata dia, penggunaan alat berstandar tinggi seharusnya mampu menekan pengeluaran jangka panjang.
Tak hanya soal kerugian, Samsul juga menyoroti keluhan dari pelanggan. Banyak warga kata dia, mengeluhkan air PDAM mati, namun meteran tetap berjalan sehingga mereka tetap dibebani tagihan.
“Pelanggan harus tetap membayar sesuai tarif, meski mereka tak menggunakan air yang disalurkan oleh PDAM,” tuturnya.
Ia juga menyinggung keberadaan unit usaha air kemasan Ijen Water yang berada di bawah naungan PDAM. Produk tersebut seharusnya bisa menjadi sumber PAD baru melalui pajak.
Namun lanjut dia, hingga kini belum ada laporan resmi terkait kontribusi pajak dari unit tersebut. “Ini perlu audit secara menyeluruh PDAM, baik internal maupun eksternal,” imbuhnya.
Samsul menegaskan bahwa audit menyeluruh belum pernah dilakukan secara resmi, dan mendesak agar hal ini segera diwujudkan guna mengurai persoalan yang selama ini berlarut-larut.
“Kami akan memanggil PDAM, untuk melakukan hearing bersama DPRD,” tegasnya, Selasa (15/7/2025).
Dia juga menegaskan jika produk air minum Ijen Water itu tidak masuk akal jika merugi. Apalagi sampai saat ini masih terus diproduksi dan pelanggannya instansi pemerintah.
“Silahkan serahkan pribadi kepada saya secara pribadi bukan anggota dewan. Saya akan kelola, saya akan memberikan keuntungan yang signifikan kepada daerah,” tantang dia.
Syamsul juga menyoroti gaya hidup direktur PDAM yang dinilai parlente dan berlebihan. “Kalau merugi, mestinya gaya hidup seseorang itu kan gak parlente,” tegasnya.
Hingga berita ini diturunkan, Direktur PDAM Bondowoso April Ariestha Bhirawa belum memberikan tanggapan meskipun telah dihubungi melalui sambungan telepon dan pesan WhatsApp. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: PDAM Bondowoso Merugi, DPRD Soroti Gaya Hidup Perlente Direktur
Pewarta | : Moh Bahri |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |