TIMES JATIM, MALANG – Perumda Tirta Kanjuruhan terus memperkuat komitmennya dalam membangun budaya kerja unggul dengan mengedepankan produktivitas dan transparansi. Sejak 2022, perusahaan milik Pemerintah Kabupaten Malang ini telah menerapkan sistem manajemen kinerja berbasis digital melalui aplikasi internal bernama PIAWAI (Penilaian Kinerja Pegawai), sebagai strategi untuk meningkatkan kinerja pegawai sekaligus kesejahteraan mereka.

Direktur Utama Perumda Tirta Kanjuruhan, H. Syamsul Hadi, S.Sos., MM., menyampaikan bahwa sistem PIAWAI bukan hanya alat ukur, tetapi telah menjadi bagian dari budaya kerja baru di lingkungan perusahaan.

“PIAWAI bukan sekadar alat ukur, tapi sebuah budaya baru. Semua pegawai, tanpa kecuali, kini memiliki tanggung jawab yang jelas, target kerja yang terukur, dan akses pembinaan yang sistematis,” ujarnya, Selasa (16/7/2025).

Melalui sistem ini, seluruh pegawai diwajibkan mencatat dan melaporkan hasil kerjanya secara mandiri. Pelaporan tersebut menjadi dasar dalam pemberian insentif. Tanpa data pelaporan yang valid, insentif tidak akan diberikan. Prinsip ini ditegaskan sebagai bentuk keadilan dan akuntabilitas di lingkungan kerja.

Transformasi budaya kerja ini terbukti efektif. Pegawai yang sebelumnya tidak terbiasa menggunakan aplikasi digital kini disiplin dalam menyusun dan melaporkan sasaran kerja harian. PIAWAI juga menjadi penggerak perubahan menuju profesionalisme dan peningkatan produktivitas kerja.

Sistem ini mengandalkan dua jenis indikator utama: Sasaran Strategis yang terhubung langsung dengan kontrak kinerja Direksi, dan Sasaran Operasional yang merupakan target individu berdasarkan aktivitas harian pegawai.

“Sistem ini kami bangun agar kinerja tidak lagi abstrak. Produktivitas harus bisa diukur, dihargai, dan pada akhirnya ditingkatkan, termasuk dalam bentuk insentif yang naik setiap tahun,” tambah Syamsul Hadi.

Hingga pertengahan 2025, capaian realisasi insentif kinerja di Perumda Tirta Kanjuruhan telah mencapai rata-rata 98%. Hal ini menunjukkan sistem berjalan efektif dalam membangun kedisiplinan, akuntabilitas, serta menciptakan dampak langsung terhadap efisiensi perusahaan.

Sejak implementasi PIAWAI, perusahaan mencatat peningkatan efisiensi operasional, pengurangan pemborosan, serta pelebaran ruang fiskal yang pada akhirnya digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai. Salah satunya melalui skema insentif kinerja yang nilainya terus bertambah setiap tahun.

“Kami menargetkan, sebelum masa jabatan Direksi periode 2024–2029 berakhir, besaran insentif dapat setara dengan gaji pokok bulanan. Ini bukan mimpi, tapi target nyata yang dibangun dari kerja nyata,” tegas Syamsul Hadi.

Selain itu, sistem PIAWAI terus diperbarui dari sisi fitur, indikator penilaian, serta integrasi dengan program pelatihan di Lembaga Pelatihan Kerja Tirta Kanjuruhan Learning Center (LPK TKLC). Perumda Tirta Kanjuruhan optimistis bahwa kombinasi antara teknologi dan peningkatan kapasitas SDM ini akan menghasilkan pegawai yang semakin kompeten, produktif, dan sejahtera. (*)