TIMES JATIM, PACITAN – Desa Klesem, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur terdapat kisah Ki Ageng Setiyoso yang makamnya diyakini berada di Dusun Duren, RT 02/RW 06, tepatnya di pemukiman warga. 

TIMES Indonesia melakukan penelusuran makam melewati jalan setapak dan licin yang hanya bisa dilalui kendaraan roda dua. Sekitar lokasi terdapat sawah kecil ditanami padi. 

Kabar soal keberadaan makam Ki Ageng Setiyoso itu sudah berlangsung sejak lama, banyak cerita yang berkembang dari berbagai sumber. Beberapa waktu lalu, beberapa tokoh pemerhati situs sejarah mencoba menguak kembali guna memastikan keabsahan orang sakti tersebut. 

Perangkat Desa Klesem, Agus Riyanto (32) bercerita sesuai apa yang disampaikan seorang sejarawan asal Mojoagung, Kediri, Gus Haris beberapa waktu lalu. Konon Ki Ageng Setiyoso berasal dari Kabupaten Tuban dan masih keturunan Ronggo Lawe. 

Penulis mencoba melakukan penelusuran dengan menghimpun informasi dari warga sekitar Makam Ki Ageng Setiyoso. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia) 

Benda peninggalan yang masih tersisa adalah sebuah pusaka keris berjenis Brojol atau Patrem bernama Pamengkang Jagad. Benda ini tersimpan rapi di salah satu warga bernama Jumiatin berusia 70 tahun.

"Kalau diruntut zaman Kerajaan Pajang dan Demak Bintoro, itu hanya dimiliki seorang senopati yang diutus oleh Sunan Kalijaga mengikuti Sunan Bayat untuk syiar Islam di tanah Wengker Kidul," kata Agus Riyanto, menirukan rekaman, Kamis (12/1/2023). 

Saat itu, lanjut dia, terjadi situasi carut-marut peralihan Kerajaan Majapahit ke Demak Bintoro akibat sebuah pengkhianatan dan perebutan kekuasaan. Sedangkan, Ki Ageng Setiyoso ini ada kaitannya dengan tokoh penyebaran Islam di Pacitan.

"Kalau masanya sekitar tahun 1500 an, kurang lebih bersama tokoh lainnya, seperti Ki Ageng Posong, Ki Ageng Petung, termasuk Batara Katong, mereka masih murid Sunan Kalijaga," terang Agus.

Kisah Ki Ageng Setiyoso Sudah Tidak Asing di Desa Klesem

Makam Ki Ageng Setiyoso dan istrinya diyakini masih murid Sunan Kalijaga masa Kerajaan Demak Bintoro. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia) 

Sementara itu, warga setempat yang rumahnya tidak jauh dari makam Ki Ageng Setiyoso, Jumawan (45) menuturkan, sejak ia masih kecil, keberadaan sosok tersebut sudah kerap diceritakan oleh sesepuh. 

"Tahunya Mbah Tiyoso ini orang sakti, sudah ada sejak kakek saya. Dahulu kalau ada orang niat jahat lewat sini celaka, saat tentara Belanda masuk pun dibikin tidak tahu arah atau tersesat," ucapnya. 

Meski di tempat tersebut terdapat sebuah makam yang dikeramatkan, namun warga sekitar menganggapnya hal biasa. Tidak ada perlakuan secara khusus atau nguri-nguri, namun belakangan beberapa orang justru datang. Tak jarang mereka berdoa di pusara Ki Ageng Setiyoso. 

"Kami biasa saja dengan keberadaan makam tersebut, hanya tahu sedikit cerita, belum lama ini mulai terungkap. Makam satunya diyakini sebagai istri Ki Ageng Setiyoso," ujarnya saat diwawancara TIMES Indonesia di lokasi. 

Selain itu, menurut cerita yang beredar, banyak orang tua dahulu menjelaskan, jika penunggang kuda yang melintas pasti akan terjungkal, harus dituntun dengan jalan kaki. Sampai sekarang, warga tak berani mengganggu dengan berbuat aneh-aneh di sekitar Makam Keramat Ki Ageng Setiyoso, tokoh penyebar Islam di Wengker Kidul Pacitan. (*)