TIMES JATIM, MALANG – Ingin berwisata dan mengetahui seluk beluk pembuatan keramik? Datang saja ke Kampung Keramik Dinoyo, Kota Malang, Jawa Timur.
Kampung Wisata Keramik Dinoyo adalah kampung tematik yang terkenal dengan kerajinan keramiknya. Kawasan ini berlokasi di Kelurahan Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru, dan dapat dijangkau dengan mudah dari pusat Kota Malang.
Di sini, wisatawan dapat belajar cara membuat keramik dan mencoba membuatnya sendiri di workshop yang disediakan di kawasan ini. Terdapat juga berbagai macam jenis keramik yang dijual di toko-toko di sekitar kawasan wisata ini, seperti vas bunga, piring, cangkir, dan lain-lain.
Foto bersama siswa siswi SDIT Alam Al-Uswah bersama guru pendamping seusai kegiatan outingclass di Kampung Keramik Dinoyo. (foto: Nurul Fitriani/TIMES Indonesia)
Belajar keramik di Kampung Dinoyo tidaklah mahal. Paguyuban Kampung Wisata Keramik Dinoyo memiliki paket wisata murah meriah.
Rombongan wisatawan cukup mengeluarkan uang Rp35 ribu-Rp50 ribu per orang untuk bisa berkreasi mengolah keramik.
"Pengunjung akan diajarkan cara dan teknik membentuk tanah liat. Kemudian, keramik bisa dibakar di tungku dan hasilnya bisa dibawa pulang," terang Syamsul Arifin (63), yang rumahnya diijadikan workshop tempat wisatawan belajar membuat keramik.
Kalaupun tidak memilih paket wisata membuat keramik, pengunjung bisa berkeliling kampung untuk berbelanja aneka keramik di toko-toko milik warga. Pengunjung juga bisa membeli tanah liat seharga Rp6000 dan membuat sendiri aneka keramik di rumah.
Sony Suharto, Ketua Paguyuban Kampung Wisata Keramik Dinoyo menjelaskan, paket wisata ini laris manis saat libur anak sekolah. Selain itu, ada juga kelompok mahasiswa yang melakukan penelitian sekaligus belajar tentang kemarik di Dinoyo.
Tentang Kampung Wisata Keramik Dinoyo
Pabrik Keramik Dinoyo yang sudah tidak beroperasi (FOTO: Vianey Somya Nareswari/TIMES Indonesia)
Kampung Wisata Keramik Dinoyo telah menjadi pusat produksi keramik sejak zaman kolonial Belanda. Saat itu, pabrik keramik di kawasan ini dipimpin oleh Belanda dan memproduksi barang keramik seperti gentong, piring, dan teko.
Setelah Indonesia merdeka, pabrik keramik ini ini dimiliki oleh negara. Saat ini, pabrik yang tak lagi berproduksi tersebut di bawah pengelolaan Pemkot Malang. (*)
Pewarta | : Wahyu Nurdiyanto |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |