TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Sebuah unggahan viral di media sosial menuai sorotan publik terkait dugaan buruknya pelayanan di RSUD dr Moch. Saleh, Kota Probolinggo. Akun Facebook Putra Pinokio Prolink menuliskan curahan hatinya mengenai suami yang kesulitan bernapas namun harus menunggu berjam-jam tanpa kejelasan saat hendak dirujuk dari puskesmas.

Dalam unggahannya, akun tersebut menyampaikan permohonan kepada Wali Kota Probolinggo Dokter Aminuddin, Wakil Wali Kota Ina Buchori, serta para anggota DPRD Kota Probolinggo untuk mengevaluasi pelayanan rumah sakit plat merah tersebut.

“Suami sy sakit tdk bisa nafas ranap di puskesmas tp dr men kie untuk dirujuk ke rs.dr pihak pkm sudah konfirmasi ke rs kalau mau merujuk pasien,” tulisnya.

Ia menyebut, seluruh hasil pemeriksaan telah dikirimkan melalui WhatsApp oleh petugas puskesmas. Namun, dirinya diminta menunggu kabar terkait ketersediaan kamar. Dari pukul 07.00 hingga 10.00 WIB, tak kunjung ada kepastian.

Karena tak kunjung mendapat respons, keluarga pasien akhirnya memutuskan membawa pasien ke RS Ar Rozi, menyusul Rumah Sakit Wonolangan yang diinformasikan penuh. Padahal, menurutnya, RSUD dr Muhammad Saleh lebih lengkap secara fasilitas dan tenaga medis.

Keluhan Masyarakat di Media Sosial. (Foto: Capture Foto Facebook)

Keluhan tersebut langsung memicu beragam komentar dari warganet lainnya. Akun David Trilistyo Winarko menuliskan pengalamannya:

“Ruwet mmg klo pakai BPJS mmg istri saya nakes pernah d UGD d terlantarkan inilah itulah baru bayar umum d layani padahal d RS lainnya tdk spt itu.”

Menurutnya, dengan latar belakang Wali Kota dari dokter spesialis kandungan (SpOG), seharusnya tak sulit untuk membenahi ruwetnya pelayanan kesehatan bagi rakyat kecil.

Senada, akun Rama Raka menuturkan kisah temannya yang sempat menunggu dua hari tanpa tindakan sebelum akhirnya dirujuk ke RS Rizani Paiton dan langsung mendapat penanganan cepat.

“Sudah sering kejadian bulan kemarin temen ku sakit disuruh op di rs moh shaleh tpi sudah 2 hri blom ada tindakan sampek gk karuan kondisinya,” tulis Rama Raka.

Sementara Fai Zzach menyoroti lamanya proses rujukan pasien dengan BPJS, yang menurutnya kerap harus menunggu 2 hingga 3 hari karena proses administrasi dan koordinasi.

“Dari pengalaman saya kalau nunggu di rujuk itu memang lama karna masih mendahulukan pasien yang datang langsung waktu itu alm. mbak saya,” tulis Fai Zzach.

Sementara itu, Wakil Direktur Pelayanan Medis RSUD dr. Mohammad Saleh, dr. Mohammad Ali Yusni, Sp.B, saat dihubungi melalu WhatsApp, Senin (19/05/2025), menegaskan bahwa pihaknya telah menjalankan pelayanan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku.

“Kami menerima rujukan dari fasilitas kesehatan, dalam hal ini puskesmas, melalui hotline, dan kami sudah melakukan pelayanan sesuai dengan SOP yang berlaku,” jelas dr Yusni.

Ia kemudian merinci tahapan SOP yang dimaksud sebagai berikut:

1. Setelah terhubung melalui hotline, dokter jaga akan meminta data pasien yang akan dirujuk, termasuk riwayat kesehatannya dari fasilitas kesehatan (faskes) pengirim.
2. Dokter jaga akan mengonsultasikan kondisi pasien tersebut kepada dokter spesialis terkait.
3. Jika dokter spesialis menyetujui dan tatalaksana bisa dilakukan, serta tersedia ruang perawatan, maka pasien dapat dirujuk ke RSUD dr. Mohammad Saleh.
4.  Proses ini membutuhkan waktu.
5.  Selama menunggu, pasien dapat distabilkan terlebih dahulu di faskes pengirim.
6.  Faskes pengirim juga biasanya menghubungi beberapa rumah sakit sekaligus untuk memastikan ketersediaan tempat. (*)