TIMES JATIM, MALANG – Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang terus memperkuat kualitas sumber daya manusia pertanian melalui penguatan karakter dan profesionalitas calon penyuluh. Komitmen tersebut diwujudkan melalui penyelenggaraan kuliah tamu bertajuk “Etika Profesi Penyuluhan Pertanian” yang digelar pada Senin (17/11/2025) di Ruang Diorama Polbangtan Malang. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa tingkat satu Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan (PPB) sebagai bagian dari pembekalan awal untuk membangun karakter penyuluh sejak dini.
Penguatan kapasitas calon penyuluh sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman, yang menegaskan pentingnya peran penyuluh pertanian lapangan (PPL) dalam mendukung peningkatan produksi nasional.

“PPL adalah ujung tombak dalam membantu petani menggenjot produksi dan produktivitas pertanian. Tugas ini harus dijalankan dengan optimal guna mencapai tujuan swasembada pangan,” tegasnya.
Pernyataan tersebut menempatkan penyuluh sebagai elemen kunci dalam pembangunan pertanian yang berkelanjutan.
Senada dengan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menekankan bahwa Indonesia membutuhkan penyuluh yang tidak hanya menguasai kompetensi teknis, tetapi juga memiliki semangat pelayanan dan jiwa kepemimpinan.
“Indonesia membutuhkan penyuluh yang tidak hanya kompeten, tetapi juga memiliki semangat pelayanan dan jiwa kepemimpinan di tingkat tapak,” ujarnya. Hal ini menegaskan pentingnya pembentukan karakter penyuluh yang berintegritas dan mampu menjadi motor penggerak di tengah masyarakat tani.
Untuk memperkuat pemahaman mahasiswa mengenai nilai-nilai etika profesi, Polbangtan Malang menghadirkan Nurul Widiyawati, Penyuluh Pertanian dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu.
Dalam kuliah tamu tersebut, ia menyampaikan berbagai pengalaman lapangan dan menekankan bahwa seorang penyuluh bukan semata-mata tenaga teknis, melainkan figur kepercayaan petani yang harus menjunjung tinggi integritas.
“Melalui pemahaman etika profesi ini, diharapkan mahasiswa dapat menyiapkan diri sejak dini untuk menjadi tenaga profesional yang berintegritas, berkompetensi, dan mampu memberikan layanan terbaik bagi petani. Etika bukan hanya aturan, tetapi fondasi yang menentukan kualitas kita dalam mendampingi dan membangun sektor pertanian,” ujarnya.
Selama kegiatan, mahasiswa mendapatkan materi mengenai landasan hukum penyuluhan, kode etik profesi, prinsip pendampingan, serta kompetensi esensial yang harus dimiliki penyuluh profesional. Pembekalan ini dinilai sangat penting untuk membangun sikap, nilai, dan responsibilitas calon penyuluh dalam menghadapi dinamika lapangan serta mendukung program prioritas Kementerian Pertanian, termasuk transformasi digital pertanian, peningkatan produktivitas, dan kemandirian pangan nasional.
Direktur Polbangtan Malang melalui jajaran akademik menyampaikan bahwa kuliah tamu ini merupakan bagian dari strategi institusi untuk mencetak lulusan yang kompeten secara akademik sekaligus unggul dalam integritas, etika, dan kepemimpinan. Polbangtan Malang menekankan bahwa pendidikan karakter harus ditanamkan sejak awal agar mahasiswa benar-benar siap ketika bertugas mendampingi petani. (*)
| Pewarta | : Rochmat Shobirin |
| Editor | : Ferry Agusta Satrio |