TIMES JATIM, SURABAYA – Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa meluncurkan 1.193 beasiswa bagi santri unggul Jawa Timur dalam Program Beasiswa Santri Unggul Tahun 2025 di Gedung Islamic Centre Surabaya.
Peluncuran ini bertepatan dengan momentum Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-117. Gubernur Khofifah mengatakan bahwa santri mempunyai peran penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Santri yang unggul harus mendapatkan apresiasi seperti beasiswa pendidikan tinggi.
Sejarah santri dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan RI sudah terbukti sehingga ada Hari Santri Nasional.
“Santri bukan hanya penjaga nilai moral dan spiritual, tetapi juga aset intelektual bangsa. Ketika mereka diberi akses pendidikan tinggi, mereka akan tumbuh menjadi pemimpin masa depan yang visioner, berakhlak, dan berkontribusi nyata bagi masyarakat,” ujarnya, Rabu (21/5/2025).
Gubernur Khofifah menambahkan, program ini bukan sekadar bantuan biaya pendidikan, melainkan bagian dari ikhtiar strategis dalam membangun ekosistem pendidikan yang inklusif, merata, dan berakar kuat pada nilai-nilai karakter.
“Kita tengah menyiapkan sumber daya manusia yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga memiliki integritas yang kokoh. Dan pesantren adalah kawah candradimuka terbaik dalam pembentukan karakter tersebut,” tegasnya.
Program beasiswa ini, lanjut Khofifah, dijalankan melalui Lembaga Pengembangan Pendidikan Diniyah (LPPD) Provinsi Jawa Timur, dan telah menjadi salah satu bentuk afirmasi strategis Pemprov Jatim untuk memperkuat peran pesantren dalam mencetak SDM unggul dan berdaya saing.
Sejak pertama kali digagas pada tahun 2019 lalu, program ini telah menjangkau total 6.876 santri dari berbagai latar belakang dan daerah.
Memasuki tahun 2025 ini, beasiswa dialokasikan dalam lima skema dengan total anggaran mencapai Rp31.305.100.000.
Adapun rincian program beasiswa meliputi beasiswa jenjang S1 untuk 518 santri dengan anggaran sebesar Rp6,3 miliar, beasiswa S2 untuk 225 santri dengan total Rp4,275 miliar, dan beasiswa S3 untuk 40 santri dengan alokasi dana Rp3 miliar.
Selain itu, terdapat beasiswa Ma’had Aly (M1) bagi 380 santri senilai Rp6 miliar, serta beasiswa untuk 30 santri yang melanjutkan studi S2 di Universitas Al-Azhar Kairo dengan total anggaran Rp11,28 miliar.
Khofifah memandang banyaknya jumlah santri dan ponpes di Jatim ini sebagai kekuatan strategis yang apabila dioptimalkan, dapat menjadi pendorong utama kemajuan nasional, baik dari sisi moralitas maupun inovasi.
Menurutnya, santri harus dipandang bukan hanya sebagai subjek pendidikan keagamaan, akan tetapi juga sebagai agen transformasi sosial.
“Mereka bisa menjadi akademisi, teknokrat, diplomat, bahkan entrepreneur. Kita hanya perlu membuka akses, membimbing, dan mempercayakan mereka dengan tanggung jawab,” tuturnya.
Program Beasiswa Santri Unggul ini, kata Khofifah, menjadi bagian dari misi besar Pemprov Jatim dalam menyiapkan generasi emas 2045, yaitu generasi muda yang kompeten, adaptif, dan mampu bersaing di tingkat global tanpa meninggalkan akar keislaman dan kebangsaan mereka. Program ini diluncurkan pada Selasa (20/5/2025) kemarin.
“Kalau kita bicara tentang masa depan Indonesia, maka jawabannya ada pada kualitas manusianya. Dan ketika santri mendapat panggung yang setara, mereka akan membuktikan bahwa keilmuan dan nilai-nilai pesantren relevan dengan tantangan zaman,” kata Khofifah.
Khofifah pun mengapresiasi seluruh pengasuh pesantren dan pemangku kepentingan pendidikan di Jatim yang telah menjadi mitra penting dalam mencetak generasi muda yang tangguh, cerdas, dan berakhlak. Menurutnya, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci keberlanjutan program ini.
“Tidak mungkin program sebesar ini berjalan sendiri. Diperlukan sinergi antara pemerintah, pesantren, akademisi, dan masyarakat luas untuk membangun ekosistem yang sehat bagi pertumbuhan SDM kita,” katanya.
Gubernur Khofifah juga menegaskan pentingnya penguatan SDM di lingkungan pesantren, terutama bagi pesantren-pesantren yang memiliki jumlah santri di atas 500 orang.
Menurutnya, pesantren yang memiliki perguruan tinggi perlu mendapatkan perhatian khusus dalam penguatan kapasitas dosen tetapnya.
“Untuk dosen-dosen tetap di pesantren yang memiliki perguruan tinggi, Pemprov Jatim memberikan beasiswa S2 dan S3. Alhamdulillah, saat ini sudah ada 14 orang yang lulus S3,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Khofifah menyampaikan bahwa Pemprov Jatim juga akan mulai mengirim mahasiswa program S2 ke Universitas Al-Azhar di Mesir.
Sebelumnya, pengiriman beasiswa ke Al-Azhar untuk jenjang S1. Namun, mulai tahun ini akan difokuskan pada jenjang S2. Sedangkan S1 ditiadakan.
“Kenapa S2? Karena kita berharap mereka pulang menjadi ulama Al-Azhar, seperti pesan KH Maimun Zubair. Kalau dari Al-Azhar, jangan hanya menjadi sarjana Al-Azhar, tapi ulama Al-Azhar,” jelas Khofifah.
Gubernur Khofifah juga mengajak seluruh elemen bangsa menjadikan Hari Kebangkitan Nasional sebagai momentum membangkitkan kesadaran kolektif bahwa masa depan Indonesia bergantung pada sejauh mana kita menyiapkan generasi penerusnya. Dan dari pesantren-pesantren di Jawa Timur, harapan itu terus menyala.
“Insya Allah, dari para santri hari ini, akan lahir pemimpin-pemimpin besar esok hari. Mereka akan membawa ilmu, akhlak, dan semangat kebangsaan untuk membangun Indonesia yang maju, sejahtera, dan bermartabat,” pungkasnya.
Turut hadir pada kesempatan kali ini, Wakil Bupati Banyuwangi, Wakil Bupati Bondowoso, Wakil Bupati Tuban, Wakil Bupati Kediri, Wakil Bupati Ponorogo, Wakil Bupati Probolinggo, Wakil Wali Kota Kediri.
Lalu ada pula, para Rektor PTKI dan Mudir Ma’had Aly mitra Pemprov Jatim, jajaran kepala OPD di lingkungan Pemprov Jatim, Ketua LPPD beserta jajaran, serta para pengasuh dan mahasiswa S3 yang telah selesai dalam studinya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Gubernur Khofifah Luncurkan 1.193 Beasiswa Bagi Santri Unggul Jatim
Pewarta | : Lely Yuana |
Editor | : Deasy Mayasari |