TIMES JATIM, MALANG – Politeknik Pembangunan Pertanian Malang (Polbangtan Malang) di bawah naungan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian RI, menerima kunjungan benchmarking dari Program Studi D-IV Agribisnis Unggas, Fakultas Vokasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jumat (23/5/2025).
Kunjungan ini merupakan bagian dari penjajakan kolaborasi antar institusi pendidikan vokasi di bidang peternakan, serta bentuk nyata dukungan terhadap penguatan sumber daya manusia pertanian yang menjadi prioritas strategis Kementerian Pertanian.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan pentingnya peran perguruan tinggi dalam pengembangan teknologi dan inovasi di sektor pertanian.
“Perguruan tinggi berperan besar dalam kemajuan bangsa. Melalui kolaborasi ini, kita dapat mempercepat tercapainya target swasembada pangan yang diharapkan Presiden,” ujar Mentan Amran.
Secara terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Idha Widi Arsanti, juga menyebut SDM memegang peran yang sangat penting dalam perkembangan pertanian.
“Sebab menjadi faktor utama dalam peningkatan produktivitas dan ketahanan pangan,” tegasnya.
Rombongan UMM yang terdiri dari Kepala Program Studi dan dosen pengajar disambut langsung oleh Ketua Kelompok Administrasi Akademik, Wahyu Windari; didampingi oleh Ketua Jurusan Peternakan dan Ketua Program Studi Agribisnis Peternakan.
Polbangtan Malang mengapresiasi atas inisiatif dari UMM, serta menekankan pentingnya sinergi antar lembaga pendidikan vokasi untuk mendorong inovasi dan mencetak lulusan yang siap bersaing di dunia industri peternakan.
Ketua Program Studi Agribisnis Peternakan, Dewi Ratih Ayu Daning, menjelaskan bahwa sistem pendidikan vokasi di Polbangtan Malang dirancang untuk membentuk lulusan yang tidak hanya memahami teori, tetapi juga kuat dalam praktik dan kewirausahaan.
“Anak-anak dibekali praktik dan magang. Tugas akhir mereka berupa penelitian dan penyusunan business plan dari kajian riset yang dilakukan. Di situ letak pembeda pendidikan vokasi dengan reguler,” ujar Dewi Ratih Ayu.
Sementara itu, Ketua Kelompok Administrasi Akademik, Wahyu Windari, menyoroti pentingnya pembentukan karakter dan pola pikir wirausaha pada mahasiswa vokasi. Ia menegaskan bahwa pendidikan vokasi tidak hanya bertujuan menghasilkan lulusan yang siap kerja, tetapi juga mampu menciptakan peluang kerja bagi orang lain.
“Kami menekankan pentingnya mental bisnis bagi mahasiswa. Harapannya, lulusan pendidikan vokasi tidak hanya menjadi pencari kerja (job seeker), tapi juga pencipta lapangan kerja (job creator),” ujar Wahyu.
Ketua Program Studi Agribisnis Unggas UMM, Zul Mazwan mengungkapkan bahwa pihaknya mendapatkan banyak insight baru mengenai pengelolaan pendidikan vokasi di Polbangtan Malang, khususnya dalam hal penguatan kurikulum dan sistem praktik di bidang agribisnis peternakan.
Kegiatan benchmarking ini mencakup diskusi akademik, pemaparan sistem pendidikan berbasis Teaching Factory (TEFA), serta kunjungan lapang ke unit-unit praktik mahasiswa. Sistem TEFA menjadi salah satu keunggulan Polbangtan Malang dalam mencetak lulusan vokasi yang siap kerja dan berdaya saing tinggi.
Kementerian Pertanian melalui BPPSDMP terus mendorong kolaborasi dan pertukaran pengetahuan antar lembaga pendidikan tinggi vokasi agar lulusan memiliki kompetensi teknis, manajerial, dan kewirausahaan yang relevan dengan kebutuhan sektor pertanian nasional. (*)
Pewarta | : Rochmat Shobirin |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |