https://jatim.times.co.id/
Pendidikan

Departemen Sastra Indonesia UM Gelar Bincang Sastra Indonesia - Malaysia

Selasa, 23 April 2024 - 20:57
Departemen Sastra Indonesia UM Gelar Bincang Sastra Indonesia - Malaysia Dua pemateri menjelaskan topik pembahasan didampingi moderato.r (Foto: Afifah Fitri Wahyuningtyas/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, MALANG – Departemen Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang menyelenggarakan seminar bertajuk Bincang Sastra: Indonesia Malaysia dalam Bandingan, Selasa (23/04/2024).

Membahas sastra Indonesia dan Malaysia, kegiatan ini melibatkan dosen dari dua negara, yaitu Prof. Dr. Madya Mohamad Saleh Rahamad dari Universiti Malaya dan Dr. Dwi Sulistyorini S. S., M. Hum. dari Universitas Negeri Malang sebagai pemateri, serta Dr.Sn. Indra Suherjanto, S.Pd, M.Sn., selaku moderator.

Bahasan utama dari seminar ini adalah orientalisme, oksidentalisme, dan hibriditas dalam karya sastra. Posisi Indonesia dan Malaysia sebagai negara timur yang pernah dijajah oleh negara barat ternyata berpengaruh terhadap karya sastra.

Pada masanya, muncul karya sastra yang bercorak orientalisme dan oksidentalisme. “Orientalisme maksudnya (adalah) pencitraan orang timur oleh orang barat,” ungkap Mohamad Saleh. 

Berdasarkan pemaparan Mohamad Saleh, orang Eropa mengangkat superioritas barat dalam tulisannya dan itulah yang disebut oleh tokoh Edward Said sebagai wacana orientalisme. Bahan bacaan yang mencitrakan kehebatan barat dan inferioritas timur tersebut diberikan kepada pribumi sehingga pribumi menganggap bahwa mereka bangsa yang kecil. 

Sementara itu, oksidentalisme adalah penggambaran bangsa barat oleh bangsa timur. Karya oksidentalisme adalah karya yang dibuat oleh pengarang timur dan menggambarkan image dan  nilai-nilai barat. Terdapat perbedaan antara karya orientalisme dan oksidentalisme.

“Dalam karya-karya Melayu ketika itu, sebelum kemerdekaan (Malaysia) 1957, sudah ada citra barat dalam karya-karya pengarang di sana,” terang Mohamad Saleh. 

Menurut dosen Universiti Malaya tersebut, terdapat perbedaan antara cara penggambaran karya orientalisme dengan karya oksidentalisme.

“Apabila barat mencitrakan dunia timur ini sangat rendah, sangat mundur, sangat tidak bertamadun (beradab), orang timur apabila dia menggambarkan barat dalam karya pertama-tama mereka melihat di mana mereka bertapak,” katanya.

Berdasarkan pemaparannya, apabila pengarang timur tersebut bekerja kepada Inggris, maka karyanya tidak akan menjelek-jelekkan Inggris. Akan tetapi, ada pula pengarang timur yang mengedepankan kejujuran terkait potret bangsa barat dalam perspektifnya. “Orang barat yang baik dikatakan baik dalam karya. Orang barat yang jahat dikatakan jahat,” lanjutnya.

Hal ini berhubungan dengan barat yang memiliki agenda menaklukkan timur, sementara bangsa timur tidak demikian. 

Mengenai hibriditas dalam karya sastra, Dwi Sulistyorini menjelaskan bahwa hibriditas adalah sebuah pencampuran berbagai budaya yang disebabkan adanya kekuasaan kolonial sehingga memperlihatkan konstruksi budaya baru.

“Seperti karya-karya Pramoedya Ananta Toer itu sebenarnya juga mengangkat bagaimana budaya-budaya Jawa disandingkan dengan budaya-budaya kolonial,” ungkap Dwi.

Menurutnya, praktik hibriditas dapat menciptakan adanya resistensi dan negosiasi baru terkait relasi sosial dan politik, termasuk karya sastra.  

Hibriditas dalam karya sastra juga menerangkan adanya penggabungan antara lokalitas dan modernitas. Dwi mencontohkannya dengan salah satu puisi karya penyair WS Rendra berjudul Doa Seorang Pemuda Rangkasbitung di Rotterdam. Puisi tersebut menggambarkan kerinduan seorang pemuda yang sedang berada di Rotterdam, pada aspek sosial-budaya kampung halamannya.

Bagi Dwi, hal ini menunjukkan bahwa dalam karya sastra Indonesia terdapat perpaduan antara budaya daerah dan budaya barat. 

“Jadi budaya hibrid dalam sastra Indonesia itu merupakan bentuk perpaduan dan harmonisasi yang diciptakan dalam mempertemukan modernitas dan lokalitas dalam ruang negosiasi yang terus menerus,” pungkas Dwi. (*)

Pewarta : Afifah Fitri Wahyuningtyas (MBKM)
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.