TIMES JATIM, SURABAYA – Prof Haula Rosdiana merupakan guru besar ilmu kebijakan pajak perempuan pertama, termuda dan satu satunya di Indonesia.
Sebagai bentuk peran, perempuan yang memulai karirnya tahun 1992 sebagai asisten dosen mata kuliah Studi Kasus Perpajakan Internasional pada Program Studi Ilmu Administrasi Fiskal Jurusan Ilmu Administrasi FISIP UI ini menggelar acara Sewindu Pengabdian Guru Besar-Inspirasi Penguatan Perempuan dalam Mencerdaskan Kehidupan Bangsa.
Prof Haula mengatakan, perempuan memiliki kepekaan sosial dan empati. Maka, jika dikembangkan akan melahirkan perpajakan yang berkeadilan sosial. Ia juga melakukan orasi ilmiah berjudul “Inspirasi Penguatan Peran Perempuan Dalam Mencerdaskan Kehidupan Bangsa”.
Acara ini bertujuan untuk merefleksiken kembali apa yang telah ia lakukan selama 8 tahun terakhir.
“Acara ini sebagai bentuk refleksi saya selama delapan tahun sebagai guru besar perempuan pertama dan yang paling muda di bidang perpajakan," jelas Haula, Minggu (26/12/2021).
Menukil bahasa filsuf, Haula Rosdiana menyebut bahwa pajak adalah darah negara. Oleh sebab itu pajak sangat menentukan eksistensi sebuah negara.
"Kalau bahasa seorang filosof pajak adalah nadi negara, maka saya katakan menurut saya pajak adalah darah negara, jadi pajak adalah nyawa yang menentukan eksistensi negara. Selain itu pajak adalah kunci termudah bagi negara untuk mendapatkan income tanpa harus meminjam dan membayar bunga," jelas Guru Besar Bidang Ilmu Kebijakan Pajak pada Departemen Ilmu Administrasi FISIP UI ini.
Prof Dr Dra Haula Rosdiana saat menerima Rekor Muri sebagai Guru Besar Wanita Pertama dan Termuda di Bidang Kebijakan Pajak.(Foto: Dokpri)
Pada kesempatan tersebut, Ketua Kluster Riset UI Politik Perpajakan, Kesejahteraan dan Ketahanan Nasional ini juga menerima penganugerahan Rekor Muri sebagai Guru Besar Wanita Pertama dan Termuda di Bidang Kebijakan Pajak.
Haula Rosdiana mengaku bahwa penghargaan bukan untuk pamer, tetapi justru agar bisa memotivasi para perempuan Indonesia untuk bisa berpikir maju.
“Rekor Muri ini bagi saya bukanlah untuk gaya-gayaan, mudah mudahan bisa menginspirasi dan menggugah semangat untuk melahirkan perempuan-perempuan hebat di bidang perpajakan,” tambah Sekretaris Umum Indonesian Fiscal and Tax Administration Association (IFTAA) tersebut.
Apa yang telah dicapai oleh Haula Rosdiana selama sewindu menjadi guru besar, mendapat tanggapan dan pujian dari berbagai tokoh penting di negeri ini.
Di antaranya Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Kasad, Jend. Dudung Abdurachman, Menteri Tenaga kerja Ida Fauziah, Menteri PPPA Bintang Puspayoga, Jaya Suprana, Anwar Fuadi, Maia Estianty hingga teman-teman sejawat baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus dan lain-lain.
Iriana Joko Widodo dalam testimoninya melalui video mengatakan, Sewindu Pengabdian Prof. Haula Rosdiana menjadi Guru Besar Perempuan Pertama di bidang ilmu kebijakan pajak tentu bukanlah hal yang mudah.
"Merupakan kebanggaan bagi negeri ini memiliki seorang profesor seperti Haula Rosdiana, seorang pengajar, pendidik yang menjadi panutan bagi generasi muda. Selamat kepada Haula Rosdiana, Selamat Hari Ibu, teruslah menginspirasi dan menguatkan peran perempuan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,” terang Iriana Joko Widodo.
Senada, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga juga turut memberikan apresiasinya.
“Perempuan selalu mengambil bagian penting untuk memajukan bangsa Indonesia, hal ini sejalan dengan yang dilakukan Prof. Dr. Dra. Haula Rosdiana. Perempuan pertama dan satu-satunya dalam bidang kebijakan perpajakan selama sewindu pengabdiannya, oleh karenanya saya Bintang Puspayoga dan seluruh jajarannya mengucapkan apresiasi yang setinggi tingginya,” ujar Menteri PPPA.
Tak ketinggalan, Menteri Ketenaga Kerjaan RI Ida Fauziah juga turut memberikan selamat serta apresiasi terhadap pencapaian Dr. Dra. Haula Rosdiana.
“Saya Ida Fauziah Menteri Ketenaga Kerjaan Republik Indonesia mengucapkan selamat sewindu pengabdian Prof. Dr. Dra. Haula Rosdiana, M.Si sebagai perempuan pertama dan satu satunya dalam bidang kebijakan Perpajakan di Indonesia,” kata Ida.
Haula Rosdiana memang seorang perempuan multi talenta yang menginspirasi wanita Indonesia.
Tak salah jika seorang Haula Rosdiana menjadi inspirator bagi perempuan Indonesia. Sebab selain Ahli di bidang Ilmu Kebijakan pajak, perempuan yang lahir di Bogor tanggal 5 Januari 1971 ini juga memiliki kemampuan lain yaitu mengaku gemar menulis puisi.
Salah satu puisi karyanya yang berjudul “Pasrah” sudah diadaptasi menjadi sebuah lagu yang ia nyanyikan sendiri dan dirilis dalam waktu yang bersamaan.
Menurutnya lagu yang berjudul “Pasrah” ini isi liriknya merupakan bentuk dari refleksi yang terjadi pada dirinya, kemudian dituangkan dalam bentuk puisi dan dijadikan lagu.
“Lagu ini berangkat dari sebuah puisi, jadi isinya tentang refleksi kehidupan nyata yang saya alami, kemudian kita aransemen dan jadikan lagu, jadi musikalisasi puisi gitulah kira-kira, Kemudian aransemennya digarap oleh mas Yosep, dan rekamannya di studionya mas bayu (bayu Randu-red),” tambah Haula.
Rekaman lagu dan musik bagi Haula Rosdiana adalah pertama kalinya. Ia mengaku tak mudah ternyata untuk menjadi seorang penyanyi. Bahkan Ketika take vocal dia mengaku kesusahan dan harus beberapa kali mengulang.
"Ternyata nggak gampang rekaman nyanyi itu, take vokalnya saja mengulang-ulang berjam-jam, tetapi karena semangat saya untuk bisa menyanyikan musikalisasi puisi dari karya-karya saya, akhirnya lahir lagu single pertama saya yang berjudul Pasrah," kata Haula Rosdiana.
Prof. Dr. Dra. Haula Rosdiana, M.Si merupakan Sekretaris Umum “Indonesian Fiscal and Tax Administration Association” (IFTAA) – sebuah asosiasi keilmuan di bidang administrasi fiskal/ perpajakan.
Prof Haula Rosdiana juga aktif mengikuti berbagai international conference sebagai pemakalah, juga observer dalam pertemuan tahunan United nations -“Committee of Experts on International Cooperation in Tax Matters”, di selenggarakan di Palais Des Nation, Geneva- Switzerland. Secara keilmuan, kepangkatan sudah mencapai tingkat yang paling tinggi dan semakin lengkap dengan telah diterbitkannya SK kenaikan golongan menajdi IVe (Pembina Utama).(*)
Pewarta | : Lely Yuana |
Editor | : Irfan Anshori |