https://jatim.times.co.id/
Pendidikan

SMKN Pringkuku Luncurkan Enam Desain Busana Pengantin Khas Pacitan

Senin, 24 Februari 2025 - 14:38
SMKN Pringkuku Luncurkan Enam Desain Busana Pengantin Khas Pacitan Enam model busana pengantin khas pacitan yang didesain SMKN Pringkuku tampil pada acara MMF 2025. (Foto: Frestika for TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, PACITAN – Tuan dan puan yang hendak menikah, kini tak perlu repot-repot mencari busana pengantin yang kebarat-baratan. SMKN Pringkuku dengan penuh kepercayaan diri telah meluncurkan enam desain busana pengantin khas Pacitan di ajang Milenial Market Fest (MMF) 2025, yang digelar di Gedung Gasibu Swadaya, 18–19 Februari.

Konon, ini adalah bentuk pengabdian pada budaya lokal sekaligus bukti bahwa anak SMK pun bisa melahirkan karya yang lebih mewah dari sekadar setelan jas dan gaun impor.

Busana pengantin ini bukan sembarang busana. Didesain dengan mempertahankan seni tradisi yang luhur, sekaligus memanfaatkan kekayaan alam Pacitan yang memang tak tanggung-tanggung.

Tak hanya cantik di mata, busana ini juga diklaim ramah lingkungan. Betul, kini cinta dan pernikahan pun mesti berprinsip keberlanjutan. Tak boleh hanya romantis di pelaminan, tapi juga harus selaras dengan alam.

Ada dua busana utama yang dipamerkan: Beskap Prawiroyudan dan Kebaya Sekar Ngertati. Keduanya dilengkapi dengan batik tulis indigo biru bermotif Peksi Tawangalun Kasmaran—nama yang tak kalah puitis dari janji sehidup semati yang biasa diucapkan di hadapan penghulu. Warna biru dipilih sebagai warna utama, melambangkan lautan Pacitan yang luas dan, mungkin, juga dalamnya perasaan pengantin yang hendak mengarungi samudra rumah tangga.

Tak berhenti di situ, gaya rias pun dibuat sepenuh hati. Tata rambutnya mengambil inspirasi dari Surakarta dan Yogyakarta, dengan tambahan bunga kopi asli Nawangan dan kuncup bunga pace sebagai pemanis. Gelungnya merupakan modifikasi dari gulungan wayang beber, seni tradisional yang konon lebih tua dari usia republik ini sendiri. Kalau ada yang masih bertanya di mana letak istimewanya, itu berarti kurang piknik budaya.

Perancangan busana ini tidak dilakukan seorang diri. Plt Kepala SMKN Pringkuku,  Indra Prastowo, Kaprodi DPB Erma Fitriana, dan para guru seni budaya Arni, Evy Dhian, serta Nelly turut serta dalam proyek kolaborasi ini.

Tak lupa, para siswa-siswi SMKN Pringkuku juga mengerahkan kreativitas mereka.

Semua proses perancangan dilakukan dengan penuh keseriusan, bahkan sampai melibatkan wawancara dengan para pakar budaya. Hasilnya? Sebuah karya yang bukan hanya enak dipandang, tapi juga memiliki hak kekayaan intelektual. Resmi dan eksklusif!

“Harapan kami, SMK Negeri Pringkuku dapat tampil sebagai lembaga yang memiliki perhatian besar terhadap budaya asli Pacitan dan bisa masuk ke pasar fashion bridal,” ujar Indra Prastowo.

Menurutnya, bahwa kebudayaan harus dijaga dan diwariskan. "Bukan sekadar dipajang di museum," tegasnya.

Bagi warga yang ingin mencoba busana pengantin ini, SMKN Pringkuku membuka peluang kolaborasi. Jadi, kalau ada yang ingin menikah dengan sentuhan khas Pacitan, tak perlu bingung lagi. Karena kini, Pacitan bukan hanya dikenal dengan pantai dan guanya, tapi juga dengan busana pengantin yang tak kalah menawan. (*)

Pewarta : Yusuf Arifai
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.