TIMES JATIM – Ada banyak pemikiran brilian yang digagas oleh para Calon Dekan Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Brawijaya periode 2025 - 2030. Hal itu disampaikan dalam sesi Pemaparan Visi Misi dan dialog terbuka yang digelar FIA UB, Selasa (29/4/2025). Dari 4 Calon Dekan yang memaparkan visi misi mereka, mereka punya satu fokus yang sama, yakni internasionalisasi FIA.
Calon nomor urut 1, Prof. Dr. Hamidah Nayati Utami, S.Sos., M.Si., menekankan pentingnya memperkuat reputasi internasional melalui publikasi ilmiah yang disitasi secara luas oleh peneliti luar negeri.
“Seperti yang dikatakan oleh Rektor UB dalam beberapa kesempatan, kita perlu mencari banyak teman di luar negeri. Tapi tidak harus datang ke luar negeri, melainkan melalui karya yang bereputasi dan disitasi peneliti luar,” tegas Hamidah.
Ia juga mendorong para dosen untuk memperkuat kapasitas riset dan membangun portofolio akademik yang relevan di tingkat global.
Calon nomor urut 2, Prof. Drs. Andy Fefta Wijaya, MDA., Ph.D., yang saat ini masih menjabat sebagai Dekan FIA UB, memaparkan bahwa inisiatif internasionalisasi sudah dimulai sejak ia menjabat sebagai Ketua Magister Ilmu Administrasi Publik pada 2007.
“Saat itu kami sudah memberikan full support bagi dosen yang ingin studi lanjut ke luar negeri agar memiliki wawasan dan jaringan global. Program itu masih berlanjut hingga saat ini,” ungkap Andy.
Ia juga menyampaikan keberhasilan menjalin kerja sama dengan University of Brasília, yang telah dimulai sejak 2021 dan kini berkembang semakin intens. Delegasi kampus tersebut bahkan dijadwalkan akan mengajar di FIA UB selama satu semester pada Agustus mendatang.
“Selama satu semester mereka akan mengajar di FIA UB dengan biaya dari mereka sendiri. Namun tetap kita akan memberikan insentif. Jaringan sangat penting,” ujarnya.
Prof Andy juga masih aktif dalam jaringan penelitian di Australia yang menurutnya memberi dampak besar pada pengembangan pendidikan global.
Calon nomor urut 3, Dr. Muhammad Kholid Mawardi, S.Sos., M.Si., Ph.D., memandang internasionalisasi sebagai proses yang harus dimulai dari kualitas sumber daya manusia.
“Bicara internasional tentu harus ada input atau resource yang kita gunakan adalah standar internasional,” jelas Kholid.
Ia menegaskan pentingnya mendorong dosen untuk studi ke luar negeri dan meningkatkan kompetensi dosen, tidak hanya dalam hal bahasa Inggris tetapi juga keahlian profesional lain yang dibutuhkan di level global.
Calon nomor urut 4, Dr. Mohammad Iqbal, S.Sos., MIB., DBA., memiliki pendekatan akseleratif untuk mewujudkan internasionalisasi FIA UB. Ia menargetkan kemitraan dengan kampus-kampus terbaik dunia sebagai bagian dari strategi menuju pengakuan QS World University Rankings.
“Langkah yang harus ditempuh adalah menjalin hubungan erat dengan institusi luar negeri, khususnya yang masuk dalam top 100 dunia. Kita akan lakukan akselerasi proyek menuju QS,” ungkap Iqbal.
Menurutnya, peningkatan jejaring internasional bukan hanya untuk branding, tetapi juga untuk memperluas peluang kolaborasi penelitian, pengajaran, dan pertukaran akademik.
Forum pemaparan visi misi ini menjadi panggung penting bagi para calon dekan untuk menunjukkan komitmen mereka dalam membawa FIA UB lebih kompetitif di kancah global. Dengan satu semangat yang sama dalam mendorong internasionalisasi, publik kini menaruh harapan bahwa kepemimpinan baru dapat menjadi motor penggerak perubahan di lingkungan fakultas. (*)
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |