TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Anggota Komisi X DPR, Muhammad Hilman Mufidi atau Gus Hilman berharap Program Indonesia Pintar atau PIP dapat memperluas akses pendidikan di Kabupaten Probolinggo, Jatim. Terutama dari keluarga miskin.
Hal itu disampaikan Gus Hilman di sela-sela acara Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Ponpes Al-Furqon, Desa Karanggeger, Kecamatan Pajarakan, kabupaten setempat, Senin (21/4/2025) sore.
Tahun ini, legislator PKB dari Dapil Pasuruan-Probolinggo berusia 24 tahun tersebut membawa 22 ribu alokasi PIP dari jalur aspirasi untuk perserta didik Kabupaten dan Kota Probolinggo.
PIP sendiri merupakan bantuan dana kepada peserta didik dari keluarga yang kurang mampu secara ekonomi. Besarannya Rp 225.000-450.000 untuk siswa jenjang SD/sederajat, kemudian Rp 375.000-750.000 untuk jenjang SMP/sederajat, dan Rp 900.000-1.800.000 untuk jenjang SMA/sederajat.
“Harapannya, program yang kami bawa ini membawa dampak bagi pendidikan di Kabupaten Probolinggo,” kata Gus Hilman.
Apalagi, lanjutnya, daerah berpenduduk 1,15 juta jiwa berdasarkan Sensus Penduduk 2020 ini keteteran dalam pembangunan sumber daya manusia lewat pendidikan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik atau BPS, rata-rata lama sekolah warga Kabupaten Probolinggo hanya 6,31 tahun. Artinya, rata-rata penduduk daerah ini hanya mengenyam pendidikan sampai lulus sekolah dasar alias SD.
Angka itu menempatkan Kabupaten Probolinggo sebagai daerah dengan rata-rata sekolah tersingkat keempat di Jatim. Setelah Kabupaten Sampang (5,08 tahun), Bangkalan (6,01 tahun), dan Kabupaten Sumenep (6,1 tahun).
Putus Sekolah di Probolinggo
Selain memperluas akses pendidikan, PIP didesain untuk mencegah peserta didik dari kemungkinan putus sekolah. Serta menarik siswa putus sekolah agar kembali melanjutkan pendidikannya.
Program ini juga diharap dapat meringankan biaya personal pendidikan peserta didik, baik biaya langsung maupun tidak langsung.
Merujuk pada situs https://sakudata.probolinggokab.go.id/topik/pendidikan, pada tahun ajaran 2021-2022, terdapat 753 pelajar pada jenjang SD/MI di Kabupaten Probolinggo putus sekolah.
Sumber yang sama juga menyebut, terdapat 1.201 pelajar jenjang SMP/MTS mengalami putus sekolah pada tahun ajaran 2021-2022.
Sedangkan Pusat Data dan Informmasi dalam situs pd.data.kemdikbud.go.id mencatat siswa Kabupaten Probolinggo yang putus sekolah pada jenjang SD sebanyak 578 siswa, SMP sebanyak 1.622 siswa, dan SMA sebanyak 1.785 siswa.
Data bergerak hasil verifikasi dan validasi drop out (putus sekolah) itu menempatkan Kabupaten Probolinggo sebagai daerah penyumbang DO terbanyak kedelapan untuk jenjang SD, ketujuh untuk jenjang SMP, dan keempat untuk jenjang SMA. (*)
Pewarta | : Muhammad Iqbal |
Editor | : Muhammad Iqbal |