TIMES JATIM, SURABAYA – Pemeriksaan kesehatan berkala seringkali diabaikan, tidak adanya gejala bukan berarti kondisi tubuh dalam keadaan baik-baik saja. Kondisi ini sangat fatal jika dibiarkan, maka dibutuhkan pemeriksaan rutin, termasuk mendeteksi sakit jantung.
Apabila merasakan gejala tubuh yang tidak seperti biasanya, harusnya sudah curiga, menandakan alarm dalam tubuh sudah mengingatkan dan segera lakukan pemeriksaan.
Terutama cek jantung, mengenai kapan dan waktu yang tepat untuk cek seharusnya tidak ditentukan dengan jadwal cek.
“Kapan cek jantung dilakukan, sebetulnya tidak ada waktunya yang pasti. Kondisi tubuh baik-baik saja pun juga perlu pemeriksaan. Cek kesehatan secara dini adalah waktu yang tepat untuk melihat kondisi tubuh kita,” ujar Dokter Radiologi RS Mitra Keluarga Surabaya, dr. Paulus Rahardjo, Sp. Rad. (K), Selasa (22/4/2025).
Pola makan, kolesterol dan olahraga jika terkontrol mestinya jantung tidak ada masalah, lalu kodisi yang bagaimana pemeriksaan itu dilakukan. Paulus mengatakan, pemeriksaan jantung hendaknya tidak menunggu kondisi badan drop.
“Tekanan darah terkontrol, diabet terkontrol, olahraga cukup, mestinya sampai usia lanjut pun tidak harus cek yang ketat,” katanya.
Sementara yang diketahui dr. Paulus sebagai ahli radiologi, punya atau tidak punya resiko tinggi tapi ada gejala hendaknya melakukan pemeriksaan.
Misalnya perempuan yang sebelum monopouse mempunyai resiko rendah, postur tubuh tidak gemuk, tidak merokok tetapi dadanya merasakan sesak.
“Gemuk tidak, merokok juga tidak tetapi dadanya merasa tidak enak, itu sudah menunjukan adanya gejala jantung meskipun awalnya mempunyai resiko rendah maka pemeriksaan itu perlu dilakukan,” ujarnya.
Sedangkan yang resiko tinggi tanpa gejala ini makin membahayakan, apalagi badannya gemuk, kolesterol tinggi, merokok, hipertensi dan diabet.
Merasa tidak ada gejala, pemeriksaan tidak dilakukan, hal ini yang justru membahayakan. Karena, tidak ada gejala bukan berarti tidak bermasalah.
“Tidak ada gejala bukan berarti baik-baik saja dan tidak ada penyakitnya. Baiknya melakukan pemeriksaan,” ungkapnya.
Bagaimana jika mempunyai resiko tinggi bergejala?
Dokter Paulus menyarankan segera dilakukan pemeriksaan. Dan kemungkinan dalam kondisi seperti ini, resikonya sangat tinggi, sehingga harus ada tindakan, pemeriksaannya menuju langsung ke angiografi.
“Kemungkinan sangat besar resikonya tinggi, dan harus dilakukan pemeriksaan langsung ke angiografi (dimasukkan selang, red) kemudian dimasukkan zat warna jika buntu perlu dipasang ring,” tutur pria berkacamata ini.
Saran dr. Paulus sebelum dilakukan angiografi, baiknya melakukan pemeriksaan radiologi terlebih dahul sehingga detailnya akan tahu. Dengan saat ini, ada tekhnologi radiologi terbaru menggunakan Ct Scan Somatom Force, pemeriksaan lebih cepat dengan tingkat radiasi rendah. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Waspadai Sakit Jantung Tanpa Gejala, Dokter Sarankan Pemeriksaan Berkala
Pewarta | : Lely Yuana |
Editor | : Deasy Mayasari |