TIMES JATIM, JEMBER – Dihapusnya Ujian Nasional (UN) sebagai syarat kelulusan siswa oleh Pemerintah disambut positif banyak kalangan. Terutama oleh pelajar sendiri.
Salah satunya Thalia Kurniawan. Pelajar kelas X SMK 3 Jember tersebut mengatakan bahwa dihapusnya UN oleh pemerintah merupakan keputusan yang tepat.
Karena menurutnya, selama ini UN dipandang mengabaikan nilai atau potensi lain yang dimiliki siswa.
"Karena pada kenyataannya tidak semua anak menguasai empat mata pelajaran (mapel) di dalam UN. Tapi jika bodoh pada salah satu mapel sudah langsung dianggap tidak lulus," kata Thalia yang saat ini aktif di Forum Anak Jember dan Peace Leader Indonesia itu.
Dia juga menuturkan bahwa siswa seharusnya juga dinilai dari potensi yang dimilikinya.
"Selama ini siswa sudah dianggap bodoh kalau dia nggak bisa matematika. Padahal dia pintar di bidang lain," ujarnya.
Pelajar yang pernah menjadi salah satu perwakilan Jember dalam rangkaian Festival HAM Internasional di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada 2019 silam itu juga menyebut, akibat sistem pendidikan yang kurang menghargai potensi siswa itu, sistem pendidikan Indonesia tertinggal ratusan tahun dengan negara maju.
"Kita ketinggalan karena potensi anak tidak dikembangkan," imbuhnya.
Sebagaimana diketahui, pemerintah resmi menghapus Ujian Nasional (UN). Keputusan tersebut tertuang dalam Surat Edaran (SE) Mendikbud Nomor 1 Tahun 2021. SE tentang Peniadaan Ujian Nasional dan Ujian Kesetaraan serta Pelaksanaan Ujian Sekolah dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19) itu terbit pada 1 Februari 2021. (*)
Pewarta | : Dody Bayu Prasetyo |
Editor | : Dody Bayu Prasetyo |