TIMES JATIM, BANYUWANGI – Universitas Islam Mukhtar Syafa'at (UIMSYA Banyuwangi) memiliki inisiatif yang menarik dalam upayanya meningkatkan kelestarian alam termasuk konservasi sumber daya air. Salah satu inisiatif itu adalah budidaya durian.
Selain memberikan manfaat terhadap kelestarian lingkungan, dengan budidaya durian keuntungan lain yang diperoleh ialah meningkatkan pendapatan dari hasil buahnya.
Hal itu disampaikan oleh Dosen Fakultas Ekonomi Syariah UIMSYA, Mohammad Anas, bahwa durian dapat menjadi alternatif untuk mendukung kelestarian alam dan konservasi sumber daya air.
“Durian memiliki potensi besar, baik dari segi lingkungan sebagai penyangga ekosistem, maupun dari segi ekonomi untuk masyarakat,” katanya dalam Forum Group Discussion (FGD), Senin (6/1/2024).
Digelar di Pinus Camp 2, FGD UIMSYA dengan tajuk ‘Peningkatan Kelestarian Alam dan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Konservasi Sumber Daya Air’ itu, merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat berbasis lingkungan yang menghadirkan berbagai elemen masyarakat dan organisasi lingkungan.
Para narasumber FGD UIMSYA yang ahli dalam pelestarian lingkungan. (Foto : Anggara Cahya/TIMES Indonesia)
Anas mengatakan, bahwa ini bagian menjadi bagian kewajiban dari kalangan akademisi khususnya kampus UIMSYA sebagai bentuk kebermanfaatan kepada masyarakat.
Nantinya hasil FGD tersebut akan dibawa ke meja pemerintahan untuk dikomunikasikan supaya bisa menjadi alternatif dalam menjaga alam dengan peningkatan perekonomian.
"Hasil diskusi ini akan kami bawa ke hearing dengan DPRD Banyuwangi, Bupati, serta dinas terkait sebagai bentuk tanggung jawab akademisi, khususnya dari Kampus UIMSYA,” tuturnya.
FGD UIMSYA dihadiri oleh Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Banyuwangi Mukarom, Dosen Universitas Negeri Jember (UNEJ)nDr. Moch. Ikbal Ferdian sebagai narasumber dalam memberikan pandangan ilmiah terkait tata kelola lingkungan dan sumber daya air.
Aktivis alam seperti Kelompok Pecinta Alam (KPA) Elang Raung, Yusuf Sugiono, pegiat durian, pemerhati lingkungan hingga unsur kepemudaan juga ikut serta dalam FGD itu.
Ketua KPA Elang Raung, Yusuf Sugiono menegaskan bahwa konservasi adalah tanggung jawab bersama. Dia juga menyoroti pentingnya keterlibatan perusahaan melalui program CSR (Corporate Social Responsibility) yang lebih fokus pada wilayah hulu pegunungan, sebagai daerah resapan air utama.
Penyuluh kehutanan perwakilan CDK Banyuwangi, Mukarom S.Hut. (Foto : Anggara Cahya/TIMES Indonesia)
"Konservasi tidak hanya menjadi tugas masyarakat, tetapi perusahaan juga harus berperan aktif," ucapnya.
Kegiatan FGD ini diharapkan dapat mendorong peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelestarian alam.
Dengan melibatkan berbagai pihak, UIMSYA berharap sinergi antara masyarakat, pemerintah, akademisi, dan organisasi lingkungan dapat memperkuat upaya konservasi sumber daya air dan ekosistem di Banyuwangi. (*)
Pewarta | : Syamsul Arifin |
Editor | : Imadudin Muhammad |