TIMES JATIM, KALIMANTAN TIMUR – Dalam upaya mengatasi masalah gizi buruk dan memastikan anak-anak di sekolah mendapatkan asupan makanan yang layak, banyak pemerintah di seluruh dunia, termasuk Indonesia, telah meluncurkan program makan siang gratis. Program ini bertujuan tidak hanya untuk meningkatkan kesehatan anak-anak, tetapi juga untuk mendukung konsentrasi belajar mereka. 

Keberhasilan program ini tidak hanya bergantung pada penyediaan makanan, tetapi juga pada bagaimana komunikasi dijalankan antara pihak penyelenggara, masyarakat, dan penerima manfaat. 

Komunikasi yang efektif dan transparan sangat penting agar program makan bergizi gratis dapat mencapai tujuannya tanpa menimbulkan polemik di masyarakat. Salah satu tantangan utama dalam pelaksanaan program makan siang gratis adalah transparansi. 

Tidak jarang muncul isu terkait penyimpangan dana, kualitas makanan yang buruk, hingga ketidaksesuaian jumlah penerima manfaat. Hal ini terjadi karena kurangnya komunikasi yang jelas antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat. Ketika komunikasi tidak berjalan dengan baik, maka kepercayaan masyarakat terhadap program ini akan menurun.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, dalam sebuah wawancara dengan media nasional, menegaskan pentingnya transparansi dalam setiap program pendidikan, termasuk makan bergizi gratis. 

Menurut Nadiem, “Kita tidak bisa mengabaikan aspek komunikasi dan pelibatan masyarakat dalam pengawasan program. Jika masyarakat tidak tahu bagaimana prosesnya, mereka tidak bisa memantau. Transparansi harus menjadi bagian dari kebijakan pendidikan.” 

Data dari Kementerian Pendidikan menunjukkan bahwa pada tahun 2023, pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar Rp1,5 triliun untuk program makan siang gratis di 20.000 sekolah di seluruh Indonesia. Laporan dari beberapa daerah mengindikasikan adanya keluhan terkait kualitas makanan yang diberikan. 

Misalnya, di salah satu sekolah di daerah Jawa Timur, ditemukan bahwa makanan yang diberikan kepada siswa tidak sesuai dengan standar gizi yang ditetapkan. Masalah ini bisa diminimalisir jika komunikasi antara pemerintah pusat, dinas pendidikan daerah, dan sekolah dilakukan secara efektif.

Komunikasi memainkan peran kunci dalam memastikan transparansi. Ada beberapa aspek komunikasi yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan program makan siang gratis: Pemerintah perlu memastikan bahwa masyarakat mengetahui tujuan, mekanisme, dan manfaat dari program makan siang gratis. Sosialisasi ini harus dilakukan melalui berbagai media, baik offline maupun online, agar informasi dapat menjangkau semua lapisan masyarakat.

Pemerintah dan sekolah perlu menyediakan laporan berkala yang memuat informasi tentang anggaran yang digunakan, jumlah penerima manfaat, serta kualitas dan jenis makanan yang diberikan. Laporan ini harus tersedia secara terbuka untuk masyarakat agar mereka dapat memantau jalannya program. 

Salah satu cara untuk memastikan transparansi adalah dengan menyediakan saluran pengaduan yang efektif. Masyarakat harus diberikan kemudahan untuk melaporkan jika ada masalah dalam pelaksanaan program, seperti makanan yang tidak layak atau penyimpangan dana.

Menurut riset yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian Kebijakan Publik Indonesia pada tahun 2024, sebanyak 78% masyarakat yang mengetahui adanya saluran komunikasi pengaduan merasa lebih percaya terhadap program makan bergizi gratis dibandingkan dengan mereka yang tidak mengetahui adanya saluran tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi yang baik dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat. 

Transparansi yang didukung oleh komunikasi yang baik akan memberikan dampak positif bagi program makan bergizi gratis. Pertama, masyarakat akan merasa dilibatkan dalam program ini, sehingga mereka lebih mendukung kebijakan pemerintah. 

Kedua, komunikasi yang baik akan mencegah terjadinya penyimpangan dana dan memastikan bahwa makanan yang diberikan benar-benar sesuai dengan standar gizi.

Komunikasi yang efektif dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi digital. Pemerintah dapat membuat platform digital yang berisi informasi lengkap tentang program makan bergizi gratis, termasuk laporan keuangan, jumlah penerima manfaat, serta jadwal menu makanan. 

Selain itu, aplikasi pengaduan online juga dapat memudahkan masyarakat untuk menyampaikan keluhan atau masukan secara langsung. Program makan siang gratis adalah langkah positif untuk meningkatkan kesejahteraan anak-anak di sekolah. Keberhasilan program ini sangat bergantung pada komunikasi yang dilakukan oleh pihak penyelenggara. 

Dengan komunikasi yang efektif dan transparan, pemerintah dapat memastikan bahwa program ini berjalan sesuai dengan tujuan dan memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat. Seperti yang disampaikan oleh Nadiem Makarim, transparansi harus menjadi bagian integral dari setiap kebijakan pendidikan. 

Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk terus memperbaiki komunikasi dalam program makan bergizi gratis agar kepercayaan masyarakat meningkat dan tujuan program dapat tercapai dengan baik.

***

*) Oleh : Ziya Ibrizah, S.I.Kom., M.I.Kom., Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.