https://jatim.times.co.id/
Kopi TIMES

Peranan Perempuan dalam Pembangunan Kota

Senin, 23 Desember 2024 - 10:12
Peranan Perempuan dalam Pembangunan Kota Dr. Apriyan D Rakhmat, M.Env, Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik, Universitas Islam Riau, Pekanbaru

TIMES JATIM, RIAU – Bersempena Hari Ibu yang diperingati setiap tanggal 22 Desember, ada baiknya kita membahas seputar dunia perempuan dan segala seluk beluknya yang tidak akan pernah kering dan habis untuk ditulis hingga berakhirnya dunia fana ini. 

Perempuan dengan segala turunannya seperti dipanggil dengan ucapan; gadis, dara, pemudi, ibu, janda, nenek, oma dan sebutan lainnya yang semisal, adalah diantara yang menarik untuk diperbahasakan, dari berbagai sudut pandang dan perspektif. 

Seorang seniman dan pelukis akan melihatnya dari perspektif seni yang dapat memberikan inspirasi kepada khalayak ramai dan pecinta seni. Seorang ahli sosial akan melihatnya dari aspek kedudukan dan peranan perempuan dalam kehidupan bermasyarakat, termasuk pengarus utamaan gender (PUG). 

Ahli ekonomi melihatnya dari persepektif peranan perempuan di dalam pembangunan ekonomi dan entrepreneurship (kewirausahaan). Ahli politik melihatnya pula dalam keikutsertaan dan peranan penting perempuan didalam percaturan politik, demokrasi dan agenda pembangunan bangsa dan negara. Begitu seterusnya untuk bidang yang lainnya. 

Intinya perempuan adalah sangat penting peranannya di dalam kehidupan manusia, dari dahulu hingga sekarang dan masa depan. Kehidupan juga tidak bermakna dan hampa tanpa adanya kehadiran perempuan. Oleh karena itu juga mengapa Allah turunkan Hawa sebagai pendamping kehidupan Nabi Adam ‘Alaihisallam, dan kewujudan kaum perempuan hingga sekarang. 

Tidak dapat tidak, perempuan adalah pelengkap kehidupan manusia secara normal di dunia. Bahkan di Hari Akhir kelak di dalam surga, lelaki juga akan ditemani oleh para perempuan sholehah yang dikenal dengan istilah bidadari surga. 

Dan jika istrinya di dunia adalah istri sholehah, nanti di surga dia akan menjelma dan berubah statusnya menjadi ratu bidadari bagi suaminya, disamping puluhan bidadari lainnya yang akan mendampingi suaminya. 

Namun menariknya, diantara ratu bidadari dan bidadari lainnya tidak ada rasa cemburu, sakit hati, iri, dengki atau benci. Semuanya indah, damai, rukun dan menyenangkan, tidak ada pergaduhan, perselisihan, cek cok atau saling menjelekkan satu dengan yang lainnya. 

Perempuan yang secara fitrah (alami) diciptakan oleh Allah berbeda fisik dan emosinya berbanding lelaki, justru melengkapi kekurangan yang ada di dalam penciptaan lelaki. Sehingga keduanya bisa saling melengkapi satu dengan yang lainnya, sehingga roda kehidupan bisa berjalan secara harmonis dan menyenangkan. 

Sifat-sifat perempuan yang tidak atau kurang dimiliki oleh lelaki misalnya adalah rasa kasih sayang, sabar, lembut, sensitif, peka, telaten, rendah hati, pemaaf, jujur, pengayom atau istilah umumnya feminim, sangat diperlukan dan dibutuhkan di dalam kehidupan berumah tangga dan juga kehidupan bernegara. 

Sebaliknya sifat tegas, berani, kuat, arif bijaksana, rasional, tanggung jawab,   dengan istilah umumnya maskulin juga sangat dibutuhkan di dalam pengambilan keputusan dan kebijakan. 

Tangan Kiri dan Kanan

Dalam konteks pembangunan kota pula, sifat-sifat yang ada di dalam diri perempuan dan lelaki sangat diperlukan dan dipadukan di dalam proses pembangunan dan pengambilan kebijakan pembangunan. 

Oleh karena itu, ada yang mengistilahkan sifat-sifat keperempuanan atau “keibuan” dengan ciri; lembut, kasih sayang, cinta dan penuh kebaikan sebagaimana yang diuraikan diatas diibaratkan sebagai tangan kanan, sedangkan sifat-sifat kelelakian atau sifat “kebapakan” yang dicirikan dengan karakter;  jantan, tegas, berani, rasional  dan kuat diibaratkan sebagai tangan kiri. 

Kedua karakter ini diyakini sangat dibutuhkan secara proporsional di dalam pembangunan kota yang semakin kompleks dan multidimensi, dengan tuntutan kehidupan yang semakin banyak dan beragam serta warga kota yang relatif plural dari segi latar belakang budaya, sosial, ekonomi dan agama. 

Semakin besar sebuah kota, maka secara umum akan lebih plural dan beragam. Namun keberagaman ini juga dijadikan sebuah kekuatan jika dapat dimanfaatkan secara mantap dan dinamis, dengan istilah yang semakin membumi dengan sebutan kolaborasi membangun kota. 

Kota yang dipimpin oleh seorang pemimpin (walikota/bupati) dengan karakter sebagai jelmaan dari orang tua (ibu dan bapak) dengan perpaduan sifat yang memiliki keunggulan dan kelebihan masing-masing yang diibaratkan sebagai tangan kanan dan tangan kiri. Jika dipadukan secara tepat dan proporsional diyakini akan menghasilkan sebuah kebijakan pembangunan ideal yang akan dapat mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera dan pembangunan kota yang maju dan menarik dari segala dimensi kehidupan manusia. 

Dalam hal ini, seorang walikota/bupati  diibaratkan seperti kedua orang ibu-bapak didalam mengasuh, mendidik dan membesarkan anak-anaknya hingga dewasa dan dapat hidup mandiri. Di dalam pendidikan dan membesarkan anak sifat-sifat yang dimiliki oleh kedua orang tua sangat diperlukan dan dibutuhkan oleh seorang anak. Sifat tegas, rasional dan berani dalam mengambil keputusan adalah sangat diperlukan di dalam proses dan pengambilan keputusan pembangunan kota. 

Sebaliknya sifat-sifat kesantunan, kasih-sayang, kelembutan dan keibuan juga sangat dibutuhkan di dalam pembangunan kota. Atau dengan bahasa lainnya, pembangunan yang turut memperhatikan aspek kemanusiaan dan humanis, yang kerap juga diistilahkan dengan ungkapan pembangunan yang memanusiakan kota. 

Dimana, pembangunan yang tidak hanya mengejar aspek material dan kemajuan fisik serta tampilan luar yang dapat dilihat secara kasat mata dan diukur secara matematis dan angka-angka yang bersifat kaku dan tegas, namun juga harus dihiasi dan disirami dengan kelembutan, kasih sayang, cinta dan kepedulian sesama insan manusia serta “bermesraan” dengan alam dan lingkungan (environmental friendly)  serta makhluk hidup lainnya. 

Dan untuk point yang terakhir ini, peranan “seorang ibu” atau sifat-sifat “keibuan” atau “keperempuanan” sangat dibutuhkan dan dihadirkan didalam proses dan pengambilan keputusan di dalam pembangunan kota. Kita semua mendambakan kota yang berkarakter orang tua. 

Selamat Merayakan Hari Ibu 22 Desember  2024. 

***

*) Oleh : Dr. Apriyan D Rakhmat, M.Env, Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik, Universitas Islam Riau, Pekanbaru.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

*) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Pewarta : Hainorrahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.