TIMES JATIM, JAKARTA – Media sosial sudah menjadi bagian dari kebutuhan masyarakat selain untuk kepentingan komunikasi juga dipakai untuk mengakses berbagai informasi bagi publik. Indonesia merupakan penyumbang terbesar pengguna media sosial di dunia. menurut we are socials ada 139 juta identitas pengguna media sosial di Indonesia pada Januari 2024. Jumlahnya setara 49,9% dari total populasi nasional.

Masyarakat indonesia merupakan konsumen terbanyak pengguna media sosial yang rentan sebagai penerima informasi di tahun pilkada yaitu hoax dan ujaran kebencian. diketahui di tahun politik trend hoax dan ujaran meningkat selalu meningkat. Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) mencatat 2330 hoax selama tahun 2023 dengan hoaks politik sebanyak 1.292, 645 di antaranya adalah hoaks terkait Pemilu 2024.

Medsos rentan disalahgunakan untuk hal negatif di tahun Politik seperti di Pilkada DKI Jakarta 2017 sangat cepatnya berita hoax menyebar yang dijadikan konsumsi publik. fake news atau berita bohong bisa berdampak melahirkan polarisasi dan konflik horizontal di masyarakat. mengutip Jean Baudrillad adanya istilah simulacra yaitu kemasan yang tidak lagi memiliki keaslian, melainkan sesuatu yang lebih nyata dari pada kenyataan itu sendiri. 

Artinya, simulacra di tahun Pilkada berpotensi muncul kembali karena media sosial dinilai alat yang efektif untuk segala kepentingan penguasa, termasuk birokrasi. menurut Hikmat Darmawan selaku Anggota Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) Periode 2015-2018 mengatakan dalam keterangan wawancaranya dengan Madina Online bahwa maraknya hoax dan ujaran kebencian menjelang Pilkada DKI 2017 "sekarang hoax dan kebencian sudah menjadi industri". 

Maka di tahun politik media sosial sudah target pasar para elit politik untuk menyebarkan hoax dan fake news melalui tangan para penikmat media sosial atau yang kita sebut "netizen" yang sering dilontarkan oleh para influencer "netizen maha benar". lantas bagaimana di tahun Pilkada 2024?.

Bijak dan Antisipasi Bermedsos

Teringat perkataan Aristoteles yang mengatakan "Memahami diri sendiri adalah awal dari semua kebijaksanaan" artinya diri sendiri harus memahami sebagai pengguna medsos harus bisa memilah dan mengidentifikasi informasi itu dianggap positif atau negatif tergantung diri kita sebagai konsumen informasi. 

Maka tidak ada kata lain harus bijak menggunakan media sosial dalam mencari dan menerima informasi apalagi di tahun politik yang tidak bisa dibendung ledakan kebohongan dan hoax pasti membanjiri saluran media sosial kecuali diri kita sendiri bijak sebagai user medsos itu sendiri. 

Maka agar bijak bermedsos teringat dengan teori "perspective taking" yaitu  kemampuan untuk memperkirakan pandangan atau pemikiran orang lain serta memahami pemikiran mereka atau perasaan mereka. Menurut Galinsky dan Moskowits dapat menurunkan stereotip pandangan buruk terhadap kelompok lain dan meningkatkan perhatian pada kelompok itu. Perspective taking secara psikologis dan sosial penting bagi keharmonisan interaksi antar individu. 

Artinya, peran bijak bermedsos tidak hanya buat para konsumen yakni publik saja akan tetapi perlu menjadi cara pandang dan kebijakan negara memberikan literasi digital tentang pentingnya bijak menggunakan medsos jalin kolaborasi semua mitra strategis seperti influencer medsos untuk kampanye tentang pentingnya bijak dan cerdas memakai media sosial. apabila tidak diambil langkah cepat dan tepat maka hoax, berita bohong dan ujaran kebencian akan selalu menghantui ruang maya publik. (*)

***

*) Oleh : Rangga Julian Hadi, S.Hum., M.H., Pegiat Demokrasi.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.