TIMES JATIM, MALANG – Deep learning dalam pembelajaran adalah pendekatan yang menekankan pemahaman mendalam dan penguasaan kompetensi secara mendalam, bukan sekadar pengingatan informasi.
Pendekatan ini mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran, berpikir kritis, dan menemukan makna dari materi yang dipelajari.
Dalam dunia pendidikan modern, pembelajaran deep learning menjadi salah satu pendekatan yang banyak diperkenalkan sebagai alternatif untuk mengembangkan pemahaman siswa secara mendalam dan bermakna.
Berbeda dengan pembelajaran tradisional yang lebih berfokus pada penguasaan materi secara superficial, deep learning menekankan pada pengembangan pemahaman yang lebih luas, kritis, dan aplikatif terhadap topik yang dipelajari.
Konsep ini bukan hanya berkaitan dengan mengingat informasi, melainkan dengan menghubungkan dan mengaplikasikan pengetahuan dalam konteks yang lebih kompleks dan relevan dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran Deep Learning kini menjadi konsep penting dalam dunia pendidikan, menghadirkan pendekatan yang menekankan pada pemahaman mendalam dan relevansi konteks.
Melalui deep learning, siswa tidak hanya menghafal fakta atau menguasai teknik tertentu, tetapi juga memahami makna dan relevansi dari apa yang mereka pelajari dalam kehidupan nyata.
Dengan integrasi mindful, meaningful, dan joyful learning, proses pendidikan menjadi lebih kaya, memperhatikan keterlibatan emosi, relevansi, dan kebahagiaan siswa dalam belajar.
Dalam catatan ini, kita akan membahas secara singkat tentang bagaimana pembelajaran deep learning yang kontekstual dan mindful, meaningful, serta joyful dapat diterapkan.
Pembahasan ini dilengkapi dengan contoh penerapan dalam situasi pembelajaran yang nyata, yang bertujuan memberikan gambaran menyeluruh tentang betapa pentingnya pendekatan ini bagi perkembangan karakter, pemahaman konsep, dan keterampilan siswa di masa mendatang.
Salah satu contoh kegiatan yang dapat mengintegrasikan kontekstualisasi, mindful, meaningful, dan joyful learning adalah melalui program “Belajar di Luar Kelas.”
Program ini memungkinkan siswa untuk belajar secara langsung di lapangan, seperti mengunjungi museum, pusat konservasi alam, atau tempat bersejarah.
Misalnya, dalam program kunjungan ke hutan mangrove, siswa belajar tentang ekosistem hutan mangrove, pentingnya menjaga kelestarian alam, dan dampaknya terhadap kehidupan manusia.
Kegiatan ini melibatkan kontekstualisasi, karena siswa belajar di lokasi yang nyata dan dapat melihat langsung apa yang mereka pelajari. Proses ini juga mindful karena siswa harus fokus dan mengamati lingkungan sekitar dengan seksama.
Selain itu, pengalaman ini meaningful karena siswa memahami bahwa hutan mangrove bukan hanya konsep abstrak dalam buku, tetapi ekosistem yang penting bagi kehidupan.
Joyful learning tercipta melalui kegiatan interaktif seperti menjelajahi hutan, berdiskusi dengan pemandu lokal, dan berinteraksi langsung dengan alam.
Pembelajaran deep learning yang mengintegrasikan kontekstualisasi, mindful, meaningful, dan joyful learning memberikan pendekatan yang menyeluruh dalam mendidik siswa.
Dengan kontekstualisasi, siswa memahami relevansi materi dalam kehidupan nyata. Melalui mindful learning, mereka belajar dengan fokus dan penuh kesadaran.
Pendekatan meaningful learning membantu siswa menemukan makna dari apa yang mereka pelajari, sementara joyful learning menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan penuh antusiasme.
Pendekatan pembelajaran ini tidak hanya membekali siswa dengan pengetahuan akademik, tetapi juga mengembangkan karakter dan keterampilan hidup yang akan sangat berharga bagi mereka di masa depan.
Pembelajaran deep learning yang kontekstual, mindful, meaningful, dan joyful mendorong siswa untuk menjadi pembelajar yang berpengetahuan, bermakna, penuh rasa ingin tahu, dan bahagia dalam belajar.
***
*) Oleh : Samsul Susilawati, Kaprodi S2 PGMI UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
Pewarta | : Hainor Rahman |
Editor | : Hainorrahman |