TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Kader muda potensial dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau PMII Cabang Probolinggo, Abdur Razak, resmi menyatakan diri maju sebagai calon Ketua Pengurus Koordinator Cabang (PKC) PMII Jawa Timur.
Dengan mengusung visi “Bergerak dan Mengabdi,” Razak menawarkan arah baru kepemimpinan yang memadukan kekokohan ideologi dengan terobosan strategis berbasis digital serta kemandirian ekonomi.
Dalam pernyataan resminya, Razak menegaskan bahwa langkahnya maju bukan sekadar ambisi pribadi. Melainkan bentuk tanggung jawab moral sebagai kader yang lahir dari rahim pergerakan.
“Kita butuh kepemimpinan yang tidak hanya paham sejarah PMII, tapi juga siap merespons tantangan zaman dengan tetap berpijak pada nilai-nilai Ahlus Sunnah wal Jamaah,” tegasnya.
Visi “Bergerak dan Mengabdi” menjadi semangat utama dari lima misi besar yang ia tawarkan kepada PMII Jawa Timur. Pertama, Razak berkomitmen mengembalikan nilai-nilai Ahlus Sunnah wal Jamaah sebagai pondasi utama gerakan.
“PMII harus kembali pada khittah-nya sebagai gerakan intelektual yang religius dan progresif. Tanpa pijakan ideologis yang kokoh, arah gerakan kita akan mudah goyah,” katanya.
Kedua, ia merancang peta jalan kaderisasi (roadmap kaderisasi) yang fokus pada peningkatan kualitas dan kuantitas kader. Sistem kaderisasi yang ia tawarkan bersifat berjenjang, dinamis, dan kontekstual.
“Sudah saatnya kaderisasi tidak hanya jadi ritual formal. Kita butuh sistem yang mampu menjawab tantangan sosial di setiap lapisan masyarakat,” tutur Razak.
Ketiga, ia menawarkan tata kelola organisasi yang modern dan akuntabel melalui digitalisasi. Menurutnya, transformasi digital adalah keniscayaan yang harus dimanfaatkan secara strategis.
“PMII harus hadir dalam ruang digital sebagai kekuatan intelektual dan gerakan sosial. Bukan hanya eksis, tapi juga memimpin narasi,” ujarnya.
Keempat, ia mengusulkan optimalisasi advokasi berbasis pendampingan dan riset partisipatif. Hal ini ia anggap penting untuk membangun budaya intelektual dan kepekaan sosial yang lebih membumi.
“Kita harus turun ke bawah, mendengar langsung suara rakyat. PMII tidak boleh kehilangan keberpihakan,” ungkapnya.
Terakhir, Razak menggagas pembangunan ekonomi alternatif sebagai bentuk ikhtiar kemandirian organisasi.
“Organisasi yang kuat adalah organisasi yang mandiri. Kita tidak bisa terus bergantung pada donatur. PMII harus punya ekosistem ekonomi sendiri, berbasis potensi kader,” tandasnya.
Pencalonan Abdur Razak mendapat sambutan positif dari berbagai elemen kader dan alumni PMII di sejumlah cabang Jawa Timur. Banyak yang menilai kehadiran Razak menawarkan semangat pembaruan tanpa meninggalkan akar tradisi.
Dengan latar belakang kepemimpinan yang matang di tingkat cabang dan rekam jejak pengabdian yang konsisten, Razak hadir bukan hanya sebagai calon ketua, melainkan simbol harapan baru.
“Saya tidak datang membawa janji, saya datang membawa kerja. Jika amanah ini diberikan, maka seluruh daya dan upaya akan saya kerahkan untuk memajukan PMII Jatim,” ujar Razak. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Jadi Bakal Calon Ketum PMII Jawa Timur, Abdur Razak Usung Visi Bergerak dan Mengabdi
Pewarta | : Muhammad Yahya (MG-46) |
Editor | : Muhammad Iqbal |