TIMES JATIM, JAKARTA – Bulan suci ramadan 1446 H saat ini, seluruh umat Islam sedang melaksanakan ibadah puasa dalam rangka melaksanakan rukun Islam yang ke 3, sebagai wujud keimanan pada sang pencipta Allah SWT. Selain sebagai keimanan juga merupakan perintah wajib Allah SWT yang harus dilaksanakan.
Agar terciptanya suasana kekhususan dan kondusif dalam ibadah puasa ini, tentunya banyak hal yang harus dilihat selain faktor manusia sebagai umat, juga suasana kondisinya yang harus tercipta dalam keadaan tenang, damai dan harmoni.
Salah satu hal penting yang wajib kita perhatikan adalah dinamika informasi yang selalu hadir ditengah-tengah masyarakat. Informasi ini bisa beragam tentang berbagai hal yang terkait dengan peristiwa maupun kegiatan masyarakat.
Biasanya informasi-informasi ini berasal dari media-media massa yang selalu memberikan fungsi-fungsi informasinya pada masyarat, namun ada juga informasi-informasi yang berasal dari warga masyarakat yang tidak kalah pentingnya dengan media massa dalam hal informasi, yaitu reportase berita warga, kita kenal dengan nama jurnalisme warga atau citizen Journalism.
Jurnalisme warga merupakan partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat, dalam rangka memberikan informasi-informasi di sekitar lingkungan warga. Tujuannya adalah untuk memberikan hal-hal baru terkait dengan ragam kegiatan yang ada dilingkungan warga.
Hal ini sesuai dengan pendapat M romli (2018) Citizen journalism didefinisikan sebagai praktik jurnalistik yang dilakukan oleh orang biasa, bukan wartawan profesional yang bekerja di sebuah media.
Kehadiran blog dan media sosial menjadikan setiap orang bisa menjadi wartawan dalam pengertian juruwarta atau menyebarkan informasi sendiri kepada publik. Pengertian diatas dapat dipahami bahwa, jurnalisme warga merupakan proses penulisan berita yang dibuat olah warga yang bukan profesi wartawan untuk kepentingan warga.
Jurnalisme warga muncul sebagai inisiatif dan alternatif berita yang dibuat oleh warga masyarakat yang hadir untuk melengkapi berita-berita yang tidak sempat diberitakan oleh media massa konvensional. Minimal masyarakat mendapatkan informasi tambahan yang tidak kalah aktualitasnya dengan media massa.
Adapun media-media yang digunakan adalah media sosial, Blog, WA, Instagram, Face Book, X, Tiktok. Media -media ini bukan merupakan media umumnya media massa yang sering digunakan oleh wartawan.
Walaupun ada beberapa kelemahan dalam jurnalisme warga, seperti tidak adanya editing, saring informasi sebagai bahan berita. Namun sebagai sebuah inisiatif wajib kita apresiasi karena warga masyarakat mempunyai niat dan tujuan yang positif demi warganya sendiri selain itu dalam jurnalisme warga.
Warga berperan ganda baik sebagai objek berita sekaligus subjek berita. Tingkat orisinalitasnya mampu memberikan nilai tambah bagi siapapun yang mengkonsumsi informasi berita dari jurnalisme warga ini.
Peran Seharusnya Jurnalisme Warga dalam Bulan Suci Ramadan
Dalam konteks bulan suci ramadan tentunya peran jurnalisme warga sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk memberikan pencerahan dan penguatan mengenai informasi lokal. Informasi utama adalah dalam rangka mendukung suasana kekhusuan dalam ibadah puasa yang dilaksanakan oleh warga masyarakat yang sedang berpuasa.
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam jurnalisme warga dalam bulan suci ramadan ini, banyak dan beragam seperti:
Informasi yang disampaikan, dapat dikaitkan dengan hal-hal yang sifatnya mendidik dan menginspirasi yang luput dari repotase media massa. diantaranya kunjungan sosial ke anak-anak rumah yatim, pemberian sembako pada masyarakat miskin.
Dalam tradisi lokal antar tetangga saling mengirimkan makanan sebagai wujud penguatan silaturahim antar warga, pembuatan makanan daerah dalam rangka buka puasa bersama.
Selain itu adalah informasi mengenai kegiatan-kegiatan kegamaan, kuliah subuh, kajian kitab suci Al Quran, jadwal imsak. Secara sosial kegiatan pasar ramadan menampilkan lokasi tempat jualan pasar murah warga untuk warga, kerja bakti kebersihan lingkungan warga.
Lainnya adalah dalam musim penghujan diberitakan juga mengenai sebagian lokasi warga yang terendam bajir, lampu penerangan jalan umum yang bermasalah. Yang tidak kalah pentingnya adalah berita tentang toleransi warga dengan umat non muslim lainnya.
Hal yang lebih penting lagi dalam jurnalisme warga, tetap harus beretika dalam pemberitaannya, dengan menjunjung etika jurnalistik acuannya. Seperti menghormati privasi hak pribadi seseorang dan menghindari penyebaran informasi yang merugikan.
Jurnalisme warga dapat menjadi salah satu pelengkap sekaligus alat ampuh untuk mendokumentasikan, menginformasikan seluruh kegiatan maupun peristiwa dilingkungan warga. Selain itu dengan menjunjung tinggi etika dan akurasi, jurnalisme warga dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.
***
*) Oleh : Agus Budiana, Jurnalis dan Pendiri Lembaga Studi Kajian Jurnalistik Media (LSKJ Media).
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
______
*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim
Pewarta | : Hainor Rahman |
Editor | : Hainorrahman |